Jalan Pandanaran ditutup total Pedagang Pasar Boyolali resah

Fokus Jateng-BOYOLALI, -Penutupan total jalan simpang lima Boyolali sejak 01 Oktober 2025 , akibat pengerjaan revitalisasi dan pemeliharaan jalan Pandanaran yang diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun ini, justru mengundang keluhan para pedagang Pasar Boyolali Kota. Selain pengunjung pasar berkurang drastis, omzet mereka pun ikut anjlok.
Sri Wahyuni (60), pedagang sayur segar dan buah mengaku sejak remaja sudah berjualan di pasar tersebut, mengatakan sudah satu pekan ini penghasilannya terus menurun. Banyak sayuran yang akhirnya terbuang karena tidak laku.
“Sudah gak mungkin bisa balik modal, ini buahnya juga sudah pada masak, kalau nanti membusuk, ya terbuang juga,” katanya. Senin 6 Oktober 2025 pagi.
Selain keuntungan penjualan tidak cukup untuk menutup modalnya, warga Penggung Boyolali ini mengaku panasnya terik matahari yang tiba-tiba turun hujan deras turut mempengaruhi dagangannya. Sayuran akan lebih cepat layu, buah juga lebih cepat membusuk.
“Dampaknya, ya para pembeli malas memilih, ya kasian juga.”
Keluhan senada juga disampaikan Sunarni (65) pedagang belut dan ikan goreng ini mengaku penurunan omzet mencapai 50 persen dibanding masa sebelumnya.
“Dulu jalan depan pasar itu ramai, jadi banyak yang mampir. Sekarang jadi sepi banget, ini sudah ada beberapa teman pedagang berhenti berjualan.”
Hadi (55) pedagang ikan lele di lantai atas Pasar Boyolali ini mengatakan sudah 5 hari ini dagangannya sepi. Salah satu penyebab, akses jalan Pandanaran ditutup total, sehingga tidak ada pengunjung yang lewat depan lapak dagangannya.
“Kemarin saya bawa 80 kilogram ikan lele, 60 kilogram nggak habis,” katanya.
Menurut Hadi, pasar jadi sepi pengunjung, sejak ada pengerjaan proyek di sekitar simpang siaga, saat itu hanya ditutup satu jalur jumlah pengunjung sudah berkurang. Kini, lebih sepi lagi karena jalan Pandanaran ditutup total.
“Kalau omzet ya jelas sangat terasa. Biasa ramai orang lewat di sini, sekarang orang mikir karena jalan saja susah, mau ke pasar saja harus mutar-mutar,” katanya.
Para pedagang itu berharap pemerintah daerah ikut memberikan solusi. Mengingat pasar kota sudah menjadi tumpuan ekonomi masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan pokok.
“Setidaknya jalan Pandanaran jangan ditutup total, harusnya kan diberikan jalan bantuan dulu. Saat ini, banyak orang lewat jalur alternatif dan akhirnya nggak lewat sini,” katanya. (yull/**)