Dapur Gizi di Karanganyar Mulai Mengepul, Menghangatkan Harapan untuk Generasi Sehat

 

FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Aroma masakan bergizi kini mulai tercium dari puluhan dapur yang tersebar di Kabupaten Karanganyar. Ini bukan sekadar program bagi-bagi makanan, melainkan sebuah gerakan gotong royong untuk memastikan setiap anak dan keluarga rentan mendapatkan asupan gizi terbaik. Melalui Program Makan Bergizi (MBG) yang diinisiasi Badan Gizi Nasional (BGN), harapan untuk generasi yang lebih sehat dan cerdas mulai diwujudkan.

Program ini menyentuh langsung denyut nadi masyarakat. Puluhan dapur umum disiapkan untuk mengolah bahan-bahan pangan lokal menjadi hidangan lezat dan bernutrisi seimbang. Hingga pertengahan September, sebanyak 32 dari target 77 dapur telah siap beroperasi, membawa kabar baik bagi ribuan peserta didik dan keluarga penerima manfaat (KPM).

Koordinator BGN Kabupaten Karanganyar, Agung Wicaksono, mengungkapkan optimismenya terhadap kelancaran program ini. Baginya, dapur gizi ini memiliki dua peran penting.

“Dapur gizi ini bukan sekadar membagikan makanan. Tetapi sekaligus mengedukasi masyarakat bagaimana pola konsumsi sehat itu penting untuk tumbuh kembang anak dan kesehatan keluarga,” jelas Agung.

Setiap hari, para pengelola dapur sibuk meracik menu yang kaya akan protein dan vitamin. Sayuran segar, telur, ikan, dan sumber protein lain yang mudah didapat dari lingkungan sekitar menjadi bahan utamanya. Tujuannya jelas: menyediakan makanan yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga menyehatkan.

Dukungan penuh pun datang dari Pemerintah Kabupaten Karanganyar. Wakil Bupati Karanganyar, Adhe Eliana, dalam berbagai kesempatan meninjau langsung pelaksanaan program dan menegaskan bahwa esensi MBG jauh melampaui urusan perut.

“Esensi program ini bukan semata membuat kenyang peserta didik. Melainkan yakni asupan gizi anak-anak sekolah serta ibu hamil dan menyusui terpenuhi dengan baik,” tegas Adhe. “Kalau gizinya bagus, pasti berdampak ke perkembangan otak dan fisik anak-anak,” imbuhnya.

Program ini menjadi harapan besar bagi keluarga yang selama ini kesulitan mengakses pangan sehat karena keterbatasan ekonomi. Seorang pejabat dari Dinas Sosial Karanganyar menyebut program ini sangat strategis. “Selain membantu kebutuhan gizi keluarga miskin, juga mendidik masyarakat untuk terbiasa mengonsumsi makanan sehat,” ungkapnya.

Dengan semangat kolaborasi antara BGN, pemerintah daerah, dan partisipasi masyarakat, Karanganyar digadang-gadang menjadi percontohan sukses di Jawa Tengah. Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari jumlah piring yang terdistribusi, tetapi dari senyum sehat anak-anak dan ketahanan pangan keluarga yang semakin kuat.

“Harapan kami, Karanganyar bisa menjadi contoh bagaimana program dapur gizi ini benar-benar menjawab persoalan stunting, kekurangan gizi, sekaligus memperkuat ketahanan pangan keluarga,” pungkas Agung. ( bre)