Fokus Jateng -SURAKARTA -Gelombang demonstrasi yang berujung kericuhan di sejumlah lokasi pada akhir Agustus 2025, membuat Kota Solo berstatus Siaga Darurat Bencana pada 30 Agustus 2025 hingga 5 September 2025.
Seiring situasi dan kondisi yang berangsur pulih, per 6 September-13 September 2025 Kota Solo memasuki status Transisi Darurat Bencana Sosial.
Walikota Surakarta, Respati Ardi mengungkapkan rasa syukurnya lantaran Surakarta memasuki masa pemulihan usai aksi unjuk rasa massa perihal aksi solidaritas untuk driver ojek online hingga penyampaian aspirasi untuk DPRD Surakarta,
“Alhamdulillah, ini masa transisi atau pemulihan. Saya berterima kasih kepada TNI, Polri, Linmas dan seluruh pihak yang telah nyengkuyung bersama-sama menjaga kondusifitas kota. Sekaligus saya matur nuwun kepada seluruh warga Solo karena turut aktif mengkampanyekan Gerakan Warga Solo (GWS) untuk saling jaga sesama,” ujarnya Sabtu 6 September 2025.
Respati menyatakan situasi Kota Surakarta telah kondusif dan aktivitas warga berangsur normal, “Bahkan beberapa event skala nasional dan internasional tetap berlangsung aman di Kota Solo. Ada SIPA dan Festival Payung Nusantara yang bisa dinikmati pengunjung,” bebernya.
Eks Ketum BPC HIPMI Surakarta itu optimis kericuhan yang sempat terjadi tidak mematahkan sinergitas dalam percepatan membangun Solo, “Jadi, kita harus cepat move on. Memang kita sangat menyayangkan atas kejadian kemarin. Solo sebagai kota layak investasi, core pariwisata, budaya dan destinasi olahraga harus terus kita genjot,” pungkasnya.
Respati pun menyambut baik segala penyelenggaran event di Kota Solo, “Kita beri ruang seluas-luasnya. Izinnya dipermudah. Termasuk Solo akan memberlakukan perluasan zona olahraga di Manahan, berlaku (per 7 September 2025-red). Manahan terbuka bagi seluruh warga,” tandas dia. (ANur**)
