Para Mahasiswa Aksi Damai, Berdialog duduk bersama pejabat di jalan depan Gedung DPRD Boyolali 

Fokus Jateng-BOYOLALI,-Di bawah guyuran hujan, Bupati Boyolali Agus Irawan, Ketua DPRD Susetya Kusuma Dwi Hartanta didampingi jajaran Forkopimda duduk bersama puluhan peserta aksi damai asal Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) wilayah Boyolali. Mereka berdiskusi sambil duduk lesehan di jalanan aspal depan gedung DPRD Boyolali. Kamis 4 September 2025, sekitar pukul 16.00 WiB.

Unjuk rasa mendapatkan pengamanan ketat dari jajaran Polres dan Kodim 0724 Boyolali. Selain membawa sejumlah spanduk bertuliskan berbagai kritikan yang ditujukan ke pemerintah dan DPR RI, mereka juga  membawa gambar sejumlah korban yang jatuh saat aksi unjuk rasa di beberapa daerah, seperti Jakarta, Makassar, hingga Yogyakarta.

Koordinator Aksi, Ketigo Cahyo Utomo, mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas. Dia  menyampaikan kekesalannya terkait efisiensi sehingga pemerintah daerah menaikkan pajak rakyat di tengah ekonomi sulit. Disisi lain, penguasa berjoget hingga mendapatkan tunjangan mewah.

“Kami juga kecewa. Tapi, yang kami butuhkan adalah aksi nyata. Dengan adanya 10 korban, seharusnya pemerintah sudah mulai merumuskan atau memunculkan sesuatu agar hal serupa tidak terjadi lagi,” katanya.

Saat aksi, Ketua HMI Boyolali, Arina Nur Azizah, juga menyampaikan aparat yang seharusnya mengayomi justru melakukan tindakan represif. Ia menyebut perjuangan dan aksi demonstrasi meluas ke berbagai daerah di Indonesia hal tersebut karena zalimnya penguasa saat ini.

“Kami sampaikan aspirasi sebagai rakyat. Namun, kami dicap seolah aksi anarkis padahal demo dijamin undang-undang. Sekarang saatnya rakyat rangkul rakyat, sipil jaga sipil.”

Ditempat yang sama, Bupati Boyolali, Agus Irawan, mengemukakan bahwa aspirasi dari mahasiswa akan ditindaklanjuti sampai di tingkat provinsi atau pusat. Menurutnya aksi para mahasiswa ini menjadi pembelajaran bahwa dengan duduk bersama permasalahan akan bisa diselesaikan. Agus juga bersyukur dan berterima kasih kepada para mahasiswa yang telah menjaga situasi kondusif.

“Kalau di Boyolali tidak ada kenaikan PBB, kami sudah rapatkan semuanya, enggak ada itu,” kata Agus.

 Ketua DPRD Boyolali Susetya Kusuma DH, menambahkan aksi mahasiswa tersebut adalah pemandangan yang cukup indah. Ada kebersamaan antara mahasiswa dan jajaran Forkopimda.

“Untuk aspirasi dari teman-teman mahasiswa, kebijakan berada di pemerintah pusat. Kami bukan sebagai pembuat kebijakan. Kami tetap akan mengawal tentunya, ketika kami mengawal tentunya kami akan bersurat, ini yang akan kami lakukan. Karena memang kebijakan ada di pemerintah pusat,” kata dia.

Susetya menilai para mahasiswa sangat luar biasa, karena saat menghadapi masalah tidak dengan cara kekerasan. Akan tetapi, dilakukan dengan aksi damai, duduk bersama.

“Kami bisa berdialog, bisa berdiskusi, jadi terpecahlah kebuntuan selama ini. Kami jajaran Forkopimda terbuka untuk senantiasa berkoordinasi dan berpikir bersama untuk kebaikan Boyolali,” katanya.

Kegiatan aksi mahasiswa lalu dilanjutkan dengan rangkaian doa diakhiri tabur bunga bersama untuk para korban demonstrasi sejak 28 Agustus 2025 lalu. (yull/**)