Senyum Rizka Berkat JKN Terkait Operasi Giginya

Fokus Jateng-Boyolali, – Memasuki satu dekade, masih banyak masyarakat yang berbagi cerita seputar penggunaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), salah satunya, Rizka Christiani Saputri, warga Boyolali ini  sempat menjalani operasi gigi bungsu dengan memanfaatkan Program JKN.

“Awalnya saya merasakan nyeri pada salah satu gusi bagian belakang sebelah kiri dan saya hanya meminum obat pereda nyeri. Beberapa hari kemudian, gusi saya membengkak hingga membuat rasa sakit sampai di kepala. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter gigi, ternyata saya mengalami impaksi gigi kiri atas bawah,” ujarnya Rizka, Selasa 05 Agustus 2025.

Rizka menceritakan, gigi bungsunya mengalami impaksi sehingga dokter mengarahkan untuk menempuh prosedur pencabutan gigi agar impaksi tersebut tidak melukai dinding mulutnya. Impaksi gigi adalah kondisi ketika gigi, biasanya gigi bungsu tidak dapat tumbuh sepenuhnya atau sebagian keluar dari gusi karena terhalang oleh gigi lain atau ruang yang tidak cukup di dalam rahang. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit, bengkak, infeksi, atau kerusakan pada gigi di sekitarnya.

“Dicabut gigi bungsu bagian atas dan bawah sebelah kiri. Prosesnya semua menggunakan penjaminan dari JKN sehingga gratis tanpa biaya,” kata Rizka.

Untuk mendukung kemudahan Rizka mengakses layanan kesehatan, ia telah mengunduh dan menggunakan Aplikasi Mobile JKN di smartphone miliknya. “Bisa digunakan untuk ubah FKTP kita. Sangat mudah, hanya beberapa tahap saja bisa dilakukan. Untuk pindah FKTP bisa dipertimbangkan dahulu ingin pindah kemana, kalau saya sebelumnya FKTP say aitu jauh dari rumah kemudian pindah ke dekat tempat tinggal saya supaya lebih mudah dan bisa aktif di FKTP yang baru per tanggal 1 bulan berikutnya,” kata Rizka.

Selain itu, Rizka memanfaatkan fitur antrean online yang bisa digunakan peserta untuk mengambil nomor antrean FKTP maupun rumah sakit. Pengambilan antrean bisa dilakukan beberapa hari sebelum rencana kunjungan peserta. Untuk pengambilan antrean di rumah sakit, peserta harus sudah memiliki rujukan. Aplikasi akan menunjukan waktu antrean secara real time.

“Pendaftaran di fasilitas kesehatan bisa dilakukan secara online, jadi kita bisa mengambil antrean dari aplikasi saja sehingga lebih mudah dan cepat. Kita pun sebagai peserta bisa mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelumnya. Kita bisa memilih mau datang ke fasilitas kesehatan tanggal berapa kemudian ke poli apa. Pada saat hari kunjungan kita bisa memantau jalannya antrean,” jelas Rizka.

Fitur lain dalam aplikasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan peserta yang ingin mengecek status kepesertaan JKN-nya, apakah masih aktif atau tidak. Bagi peserta JKN mandiri, terdapat menu Info Riwayat Pembayaran sehingga peserta mengetahui rincian pembayaran iurannya.

Rizka juga berharap Program JKN dapat terus memberikan kenyamanan kepada masyarakat dan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat yang belum menjadi peserta JKN, serta program ini tetap selamanya ada untuk membantu pengobatan masyarakat yang sesuai dengan sloganya BPJS Kesehatan yang menjunjung tinggi Gotong Royong. (ist/**)