Siksorogo Ring of Lawu Karanganyar : Lari Melintasi Batas, Menggerakkan Ekonomi dan Pariwisata Jawa Tengah

 

FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Event lari ultra “Siksorogo Ring of Lawu” kembali sukses digelar, tidak hanya menantang ketahanan fisik para pelari, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor ekonomi, pariwisata, dan budaya di empat wilayah sekitar Gunung Lawu. Ribuan peserta dari dalam dan luar negeri turut ambil bagian dalam kompetisi yang mengelilingi keindahan Gunung Lawu ini.

Salah satu bintang dalam gelaran ini adalah Abdul Aziz Darmawan (32), warga Tangerang, yang berhasil meraih juara pertama dalam kategori 100K Male Individu dengan catatan waktu impresif 10 jam 39 menit 10 detik. Aziz menaklukkan medan road yang menantang, mulai dari Wonderpark Tawangmangu, Karanganyar, hingga melintasi Magetan, Ngawi, dan Sragen. Baginya, tantangan 100 km setelah empat tahun absen di jarak tersebut menjadi daya tarik utama.

 

Menggerakkan Roda Ekonomi Daerah

Suksesnya Siksorogo Ring of Lawu bukan hanya tentang prestasi individu, tetapi juga dampak ekonomi yang ditimbulkannya. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan bahwa event ini merupakan bagian integral dari Soloraya Great Sale 2025. Kehadiran 2.050 peserta, baik lokal maupun internasional, beserta keluarga dan teman-teman mereka, secara langsung memicu geliat ekonomi di Tawangmangu dan sekitarnya.

“Dengan adanya kegiatan ini, semua hotel penuh,” ujar Gubernur Luthfi. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak event terhadap hunian hotel, pergerakan ekonomi masyarakat, dan peningkatan nilai transaksi. Karanganyar, sebagai salah satu lokasi utama, bahkan mencatat nilai transaksi tertinggi dalam Soloraya Great Sale, mencapai Rp3,7 triliun hanya dalam 27 hari. Angka ini berkontribusi besar terhadap pencapaian target Soloraya Great Sale sebesar Rp10,3 triliun.

Mendorong Pariwisata Berbasis Olahraga (Sport Tourism)

Siksorogo Ring of Lawu adalah contoh nyata dari sport tourism yang berhasil. Pembina Komunitas Siksorogo, Tony Hatmoko, menjelaskan bahwa event ini tidak hanya sekadar kejuaraan lari, tetapi juga sarana efektif untuk memperkenalkan potensi wisata di Kabupaten Karanganyar, khususnya Tawangmangu.

Konsep lari mengelilingi Gunung Lawu melalui jalur full road menawarkan pengalaman berbeda bagi para peserta. Seperti yang diungkapkan Abdul Aziz, berlari mengitari Gunung Lawu merupakan pengalaman luar biasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Hal ini secara tidak langsung mempromosikan keindahan alam dan jalur yang menantang di sekitar Lawu kepada khalayak luas, baik domestik maupun internasional. Event Director Siksorogo Ring of Lawu, Rahmat Septianto, menambahkan bahwa event ini merupakan ultra road dengan tingkat elevasi tertinggi di Indonesia, menawarkan tantangan unik yang menarik minat pelari.

Melestarikan dan Memperkenalkan Kekayaan Budaya

Meskipun narasi data tidak secara eksplisit membahas kontribusi budaya, event seperti Siksorogo Ring of Lawu secara inheren turut berkontribusi pada aspek budaya melalui beberapa cara. Penyelenggaraan event di wilayah yang kaya akan tradisi dan kearifan lokal seperti lereng Gunung Lawu, secara tidak langsung memperkenalkan peserta pada keunikan budaya setempat. Interaksi antara peserta dan masyarakat lokal, penggunaan fasilitas, serta mungkin sajian kuliner khas daerah, dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya.

Selain itu, dengan menempatkan Gunung Lawu sebagai pusat perhatian, event ini juga turut mengukuhkan identitas geografis dan historis wilayah tersebut, yang seringkali berkaitan erat dengan narasi dan mitos lokal.

Secara keseluruhan, Siksorogo Ring of Lawu telah membuktikan diri sebagai event yang lebih dari sekadar perlombaan lari. Ia adalah lokomotif penggerak ekonomi lokal, promotor pariwisata yang efektif, dan secara tidak langsung, turut berkontribusi dalam memperkenalkan kekayaan budaya di wilayah sekitar Gunung Lawu. ( kom/bre)