Semangat Merah Putih Membentang di Dusun Badan Kemuning Karanganyar Merayakan Kemerdekaan dengan Kreasi dan Harapan

 

FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Aroma kemerdekaan mulai semerbak di seluruh penjuru negeri, dan semangat nasionalisme terpancar nyata di Dusun Badan, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, jalanan kampung ini berubah menjadi lautan merah putih yang memukau, sebuah pemandangan yang tak hanya indah namun juga sarat makna.

Sebuah bentangan kain merah putih raksasa, dengan panjang mencapai 230 meter dan lebar 5 meter, kini menghiasi jalan utama dusun tersebut. Kain megah ini dibentangkan di atas jalan, disangga oleh potongan bambu yang kokoh di sisi kanan dan kiri, menciptakan lorong kehormatan setinggi sekitar 3,5 meter yang siap menyambut setiap mata yang memandang. Ini bukan sekadar hiasan biasa; ini adalah manifestasi nyata dari kegotongroyongan dan cinta tanah air yang mengalir deras dalam sanubari warga Dusun Badan.

 

Inovasi Pemuda Pemudi Badan: Mengukir Kemerdekaan dengan Karya

Di balik kemegahan bentangan merah putih ini adalah Himpunan Pemuda Pemudi Badan (HIBA). Mereka adalah para inisiator yang bertekad untuk menciptakan suasana berbeda dalam memeriahkan HUT Kemerdekaan RI tahun ini. Persiapan pemasangan kain ini sendiri telah memakan waktu sekitar satu bulan, sebuah bukti dedikasi dan kerja keras yang luar biasa.

Eko Wuryanto, Penasehat Karang Taruna HIBA, menjelaskan bahwa upaya mereka adalah bagian dari tradisi untuk senantiasa menghadirkan nuansa yang berbeda di setiap momen Hari Kemerdekaan. “Kami ingin setiap tahun ada sesuatu yang baru, sesuatu yang bisa membangkitkan semangat kebersamaan dan kecintaan kita pada Indonesia,” ujar Eko dengan nada penuh semangat. Lebih dari sekadar perayaan, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan Kemuning, khususnya saat malam hari. “Karena apa, wisatawan itu kebanyakan di Kemuning siang sampai sore,” tambahnya, melihat potensi wisata malam yang belum banyak digarap.

Menariknya, kain merah putih yang digunakan untuk bentangan spektakuler ini bukanlah kain baru. Eko mengungkapkan bahwa kain tersebut adalah bendera merah putih berukuran 35 x 45 meter yang sebelumnya digunakan saat momen Hari Kemerdekaan beberapa tahun lalu. “Kita manfaatkan lagi dan dibuat menjadi ukuran sepanjang 230 meter dan lebar 5 meter,” terangnya, menunjukkan kearifan lokal dalam memanfaatkan kembali sumber daya yang ada sekaligus meminimalkan limbah.

 

Dari Siang Hingga Malam: Gemerlap Kemerdekaan di Dusun Badan

Detail-detail kecil tak luput dari perhatian para pemuda ini. Ketinggian bentangan kain sepanjang 230 meter sudah diperhitungkan matang-matang agar tidak mengganggu kenyamanan dan keselamatan para pengguna jalan. Tak hanya itu, untuk menambah pesona dan daya tarik, lampu-lampu hias juga telah ditambahkan di bawah bentangan kain, siap memancarkan gemerlap di kala malam tiba. “Ini baru 70 persen (pengerjaan). Seratus persen harapan kita 28 Juli 2025,” ungkap Eko, menargetkan seluruh persiapan rampung jelang puncak perayaan.

Kain merah putih ini rencananya akan terus membentang menghiasi kampung selama bulan Agustus 2025. Semangat kemerdekaan tak hanya berhenti pada bentangan kain; berbagai kegiatan menarik juga telah disiapkan untuk digelar setiap akhir pekan selama bulan kemerdekaan. “Rencana ada festival teh, pertunjukan seni,” pungkas Eko, memberikan bocoran acara yang akan semakin memeriahkan suasana dan diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung.

Bentangan merah putih di Dusun Badan bukan hanya sekadar dekorasi, melainkan sebuah simbol kebersamaan, kreativitas, dan rasa bangga akan identitas bangsa. Ini adalah kisah tentang bagaimana semangat nasionalisme dapat diwujudkan dalam aksi nyata, menginspirasi, dan bahkan membuka peluang baru bagi kemajuan daerah. Ketika cahaya lampu hias menerangi bentangan merah putih di malam hari, Dusun Badan akan menjadi mercusuarh semangat kemerdekaan, memanggil setiap hati untuk turut merasakan getar bangga menjadi Indonesia. ( ed/bre)