Disnakan Boyolali gencarkan Vaksinasi tahap II, tekan penyebaran PMK

Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati. (yull/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi di Kabupaten Boyolali terus ditekan dengan pemberian vaksinasi tahap II dan pengelolaan kebersihan kandang serta ternak.

Dinas Peternakan Boyolali telah mengidentifikasi terhitung bulan Desember 2024 sampai Juli 2025, tercatat ada 667 kasus PMK di kabupaten Boyolali.

Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengungkapkan, bahwa prioritas utama saat ini melakukan Vaksinasi rutin tahap II serta menjaga kebersihan kandang.

“Walaupun cenderung melandai, tetapi vaksinaksi akan terus dilakukan untuk menekan angka penyebaran PMK,” jelas Lusi, Kamis 24 Juli 2025.

Selain itu, pihaknya telah menurunkan petugas ke seluruh wilayah untuk melakukan vaksinasi secara bertahap. Pendataan dan vaksinasi dilakukan dengan menyisir wilayah demi memastikan semua ternak mendapatkan perlindungan. Vaksinasi PMK tahap II berlangsung mulai bulan Juli, hingga September mendatang.

Lusi menyebut, pada kurun waktu bulan Desember 2024 sampai Juli 2025, tercatat ada 667 kasus PMK di kabupaten Boyolali. Dengan 39 diantaranya mati, dari 667 kasus tersebut, keseluruhan menyerang hewan ternak sapi, 628 diantaranya berhasil disembuhkan.

“Di dalam data perkembangan kasus PMK Boyolali, untuk saat ini keseluruhan wilayah berwarna kuning, karena tidak ada penyebaran. kalau ada nanti di data berwarna merah,” lanjutnya.

Pada vaksinasi tahap I, Disnakkan Boyolali menyuntikkan sebanyak 10.294 dosis vaksin untuk hewan ternak.

Dengan rincian 9.864 sapi, 424 kambing dan domba, serta 4 ekor kerbau, vaksinasi tahap I dilakukan pada bulan Januari hingga April 2025.

“Untuk target tahan II, nanti sebanyak 11.600 dosis, saat ini sudah berjalan. Sementara sudah 579 dosis yang disuntikkan ke kewan ternak,” katanya.

Disela vaksinasi PMK tahap II. Dinas juga melakukan pemantauan secara berkala pada ternak yang sudah divaksin maupun ternak yang sebelumnya terpapar penyakit.

“Dengan kerja sama yang baik antara petugas, peternak, dan pemerintah. Kami optimis penyebaran PMK dapat ditekan dan dampaknya diminimalkan,” pungkasnya. ( yull/**)