Buka Luwur Pantaran, 4 Gunungan ludes diserbu warga

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Setiap Jumat terakhir Bulan Muharram atau Suro pada penanggalan Jawa,  sejumlah juru kunci Makam Syech Maulana Ibrahim Magribi di Pantaran, Desa Candisari; Kecamatan Gladagsari terlihat sibuk. Persiapan mereka dalam rangka menyambut tradisi Buka Luwur.

Agenda rutin tahunan ini harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Agenda tahunan yang juga disebut warga sebagai sadranan tersebut salah satu prosesinya yakni penggantian kain lurup di beberapa makam di komplek tersebut.

“Memang ini sudah menjadi tradisi yang sudah lama sekali. Dan perlu kita lestarikan terlihat masyarakat sangat antusias untuk mengikuti acara ini,” ungkap anggota DPRD Kabupaten Boyolali, Jarwanto, disela ritual pada Jumat 18 Juli 2025.

Ada lima makam yang diganti kainnya yakni makam tersebut yakni Syech Maulana Ibrahim, Maghribi Dewi Nawangwulan, Ki Ageng Pantaran, Ki Ageng Mataram dan Ki Ageng Kebo Kanigoro.

Tradisi Buka Luwur diawali dengan kirab kain luwur dan kelengkapan lain diserahkan Asisten 1 Setda Kabupaten Boyolali, Arief Wardianta kepada sang juru kunci makam. Dilanjutkan dengan prosesi penggantian kain tersebut. Usai rangkaian penggantian kain dilanjutkan dengan pembacaaan dzikir dan tahlil yang diikuti para ratusan peziarah yang memadati komplek makam. Sebagai akhir, digelar tradisi kenduri yang membagikan makanan kenduri yang diyakini bisa dialap berkahnya.

“Itu bentuk budaya, adat istiadat yang memang harus kita uri-uri, disamping nanti juga akan menjadi menarik untuk wisata religi. Artinya ini menjadi refleksi bagi kita terhadap sejarah dan riwayat daerah kita,” kata Arif Wardianta.

Upacara adat Buka Luwur ini diakhiri dengan pembacaan dzikir dan Tahlil, dan disusul dengan perebutan gunungan tumpeng hasil bumi oleh masyarakat yang menghadiri acara tersebut.

Kegiatan buka Luwur makam juga dihadiri oleh Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta Gusti Kanjeng Ratu Koes Moertiyah Wandansari (Gusti Moeng).

Sementara, disela acara doa bersama, warga dan para peziarah dari luar daerah yang sudah menunggu sejak pagi tidak sabar menunggu untuk mendapatkan berkat dari gunungan tersebut. Sehingga mereka langsung berebut untuk mendapat berkah dari 4 gunungan sayur mayur stinggi 3 meter itu.

“Oh, dapat banyak banget ini. Dapat ada ini kalau orang sini bilang sayur. Lobor ya, sawi putih. Ada terong, ada talas, ada ini manisa, dan macam-macam banyak banget.  Jadi kalau orang sini percaya bahwa sayur yang sudah dikira dan udah didoakan itu membawa berkah. Gitu,” kata Mila salah satu pengunjung asal Salatiga.  ( yull/**)