Pamitan Petugas Haji Daerah Boyolali, Bupati Agus Berpesan Kawal Jemaah dengan Baik

Bupati Boyolali Agus Irawan melepas petugas Haji Daerah (PHD) Kabupaten Boyolali di Gedung Putih (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng- BOYOLALI,-Bupati Boyolali, Agus Irawan titip doa ke petugas haji daerah agar bisa secepatnya menunaikan ibadah haji. Hal itu disampaikan langsung saat memberi sambutan dalam pamitan petugas haji daerah (PHD) Kabupaten Boyolali di Kantor Bupati atau Gedung Putih pada Jumat 16 Mei 2025.
“Mengkeh Kulo didongakke gih bapak ibu gih (Nanti di Mekkah Madinah saya di doakan ya bapak ibu ya),” kata Agus dihadapan para petugas haji daerah.
Di depan petugas yang akan mendampingi jemaah calon haji (JCH) Boyolali, Agus juga meminta mendoakannya agar segera bisa menyempurnakan rukun Islam.
” Kalau saya malah belum. Nanti nyuwun tulung didoakan gih ( minta tolong didoakan agar segera berhaji,” ujarnya.
Selain itu, dirinya berpesan kepada petugas pendamping haji terutama petugas medis untuk mengawal jemaah dengan baik. Mengingat kebanyakan JCH yang akan berangkat berusia lanjut.
“Untuk para dokter pasti akan sangat berat sekali tugasnya, Karena kita tahu rangkaian ibadah haji itu sangat banyak, jadi harus sekangat dan benar-benar mengawal dengan baik,” jelasnya.
Informasi yang terhimpun, ada sebanyak 772 orang dari kabupaten Boyolali akan menunaikan ibadah haji dengan rincian 767 jemaah haji reguler serta 5 PHD.
“Jadi mohon tolong yang berangkat 772 orang, kalau pulangnya juga harus 772 orang juga,” harapnya.
Sementara itu M. Zunaedi, PHD kabupaten Boyolali mengungkapkan jemaah haji Boyolali dibagi menjadi 3 kelompok terbang (kloter), antara lain berada di kloter 78 digabung bersama solo, kloter 79, dan kloter 80 yang digabung dengan Magelang.
Zunaedi menambahkan, dari 767 jemaah asal Boyolali, 100 an jemaah diantaranya merupakan jemaah dengan risiko tinggi (risti). Nantinya selama di tanah suci jemaah akan dibagi menjadi beberapa regu dengan rincian setiap regu terdapat 3 jemaah lansia, 2 jemaah muda, serta sisanya merupakan usia sedang.
“50 diantaranya menggunakan alat bantu, memang ada tiga risti yakni risti berat, menengah dan ringan. Kalau risti ringan itu dengan pendampingan obat, kemudian risti menengah itu dengan obat serta pendamping,” ucapnya. (yull/**)