Fokus Jateng- BOYOLALI- Sejumlah warga Boyolali melapor ke Polres Boyolali, Rabu 14/ Mei 2025. Mereka mengaku sebagai korban penipuan Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN). Para korban menyebut kerugian yang dialami mencapai miliaran rupiah.
“Kami berharap kasus ini bisa diungkap tuntas,” ujar Dwi Priyatmoko, salah satu korban usai membuat laporan.
Ia mengatakan laporannya telah diterima oleh Polres Boyolali. Ia juga telah dimintai keterangan di Satreskrim Polres Boyolali.
Dwi mengaku menjadi nasabah koperasi tersebut sejak September tahun 2024. Namun pada bulan Maret lalu, pihak BLN secara sepihak menghentikan pembayaran bonus.
“Jadi setor uang 100 juta kemudian akan dikembalikan 200 juta dalam waktu 24 bulan dan ditranfer ke rekening penyimpan setiap bulan.”
Tergiur dengan iming-iming bonus besar, Dwi kemudian mengambil pinjaman di sebuah bank untuk mengikuti program tersebut. “Saya ambil pinjaman dengan menggadaikan sertifikat pensiun, lalu saya setor ke BLN Rp 150 juta berharap uang bisa jadi 300 juta sesuai janji.”
Namun setelah melakukan tiga kali pencairan, pihak BLN kemudian secara sepihak mengganti program dari Sipintar menjadi Sijangkung. Sipintar menjanjikan pengembalian dana hingga 100 persen diangsur selama 24 bulan. Sedang Sijangkung hanya mendapatkan bagian keuntungan 1,5 persen/ bulan.
Ditambahkan, total nasabah yang ada di BLN sebanyak 40 ribu rekening, dengan total investasi mencapai ratusan miliar rupiah. “Tercatat 40 ribu, tapi itu kan bisa saja setiap orang punya 5 sampai 8 rekening, jadi kira-kira itu ada 5 ribu orang.”
Ditambahkan, korban dari Pensiunan ASN, Pengusaha, hingga Ibu Rumah Tangga. Uang miliknya yang belum kembali masih sekira Rp 75 juta.
“Teman -teman nasabah lain ada yang sampai Rp 4 miliar, terus ada juga yang menanggung ganti rugi hingga Rp 14 miliar karena mengajak ikut teman lainnya masuk koperasi tersebut.”
Korban yang lain, Aris Tarmadi mengaku bergabung baru sejak 2024 dan sudah mendapatkan return tiap bulannya. Namun, karena uangnya berasal dari pinjaman bank, ia mengaku merasa dirugikan karena tidak sesuai ekspektasinya.
“Dugaan teman-teman memang ada unsur skema ponzi,” kata dia.
Ia bersama nasabah korban BLN lainnya bahkan sempat mendatangi kantor pusat BLN di Salatiga. Namun di dalam kantor tersebut sudah tidak ada lagi kepala maupun pegawai koperasi.
“Saya sama teman teman juga sempat datang ke rumah pak Niko kepala BLN pusat, tapi tidak ada orang, yang ada cuma Asisten Rumah Tangga. Saya berharap ada lebih banyak lagi nasabah yang mau bergabung untuk melaporkan koperasi BLN terkait tindak penipuan ini.”
Ia menyebut pihak koperasi hanya meminta nasabah bersabar dan berdoa, sedangkan tagihan terus bergulir. Alasan yang ia terima yaitu rekening koperasi diblokir dan diupayakan legal opini.
Terpisah, Plt Kasi Humas Polres Boyolali, Iptu Winarsih mengaku telah menerima laporan tersebut. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait laporan itu. “Ya, ada laporan itu dan saat ini masih tahap penyelidikan,” ujarnya. (yull/**)