Ormas Gelar Aksi Penolakan Penceramah Seorang Habib di Boyolali

Aksi organisasi kemasyarakatan (Ormas) Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabillah (PWI LS) di Boyolali (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-BOYOLALI, Warga Boyolali yang tergabung dalam organisasi kemasyarakatan (Ormas) bernama Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabillah (PWI LS) menggelar orasi di sejumlah tempat. Mereka menolak kehadiran seorang penceramah di salah satu pondok pesantren (ponpes) di dukuh Dawar, kelurahan Manggis, kecamatan Mojosongo, Boyolali pada Minggu 11 Mei 2025.
Sementara dikawasan ponpes puluhan anggota polisi, TNI hingga Banser tampak berjaga hingga pengajian usai. Sebelumnya, pada Jumat 9 Mei 2025 malam, anggota PWI LS sempat memasang spanduk bertuliskan penolakan kepada habib yang akan mengisi pengajian di wilayah Boyolali.
Menurut, Kapolsek Mojosongo, Iptu Tri Mulyono, bahwa pengamanan tersebut bukan karena ada penolakan dari beberapa pihak.
“Itu memang pengamanan rutin tiap minggu pon, tapi memang kemudian ada penolakan tersebut,” jelasnya.
Dijelaskan, beberapa personel dibagi untuk menjaga disekitar area agar tidak terjadi gesekan antar warga. Massa aksi sempat mencoba menerobos melalui jalan desa Kopen yang berada di timur lokasi pengajian, namun berhasil dihalangi petugas sebelum sempat mendekati tempat pengajian.Petugas memberlakukan rekayasa lalu lintas dengan menutup akses jalan dari dan menuju dukuh Dawar, kelurahan Manggis, kecamatan Mojosongo.
“Beberapa personel satlantas ditempatkan di pertigaan tugu Keris, dan beberapa juga ada di pertigaan dukuh Beji, desa Kopen, karena ditakutkan terjadi gesekan,” katanya.
Hingga pengajian berakhir, petugas gabungan berhasil menjaga kondusifitas agar tidak adanya gesekan antar warga. Sementara itu massa dari PWI LS yang tidak diperbolehkan mendekati tempat pengajian kemudian bergerak menuju simpang lima Boyolali untuk melakukan orasi.
Ketua PWI LS Boyolali Abdul Wasik mengungkapkan, aksi itu ditujukan kepada habib yang mengisi pengajian di pondok tersebut. Pihaknya menolak kehadiran habib itu karena dianggap kontroversial dengan beberapa pernyataannya yang dinilai tidak sesuai dengan ajaran Islam dan budaya Indonesia.
“Kami hanya menolak habibnya, kami tidak masalah di adakan pengajian, hanya saja tidak perlu mengundang habib,” pungkasnya. (yull/**)