Kronologi Penularan COVID-19 di SMPN 3 Sawit

Penularan COVID-19 di SMPN 3 Sawit

Pelaksanaan tracing atau pelacakan kasus COVID-19 mendapat pengawalan ketat gugus tugas COVID-19 Kecamatan Sawit. (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Seratusan siswa dan guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Sawit, Kabupaten Boyolali menggelar tracing atau pelacakan kasus COVID-19, setelah salah satu guru SMPN 3 Sawit terkonfirmasi positif covid-19 pada Kamis (3/2) lalu. Sedangkan pembelajaran tatap muka (PTM) tetap dilanjutkan.
“Ada sebanyak 106 siswa dan guru yang menjalani swab test. Hal itu harus dilakukan setelah ada temuan kasus positif covid-19 di lingkungan sekolah itu,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto di Boyolali pada Senin (7/2/2022)
Ia menuturkan guru tersebut merupakan warga Klaten yang mengajar di Sawit. Dia memiliki anak yang tinggal di Jakarta dan pamit untuk menengok pada Sabtu (29/1) lalu. Setelah dari Jakarta pada Minggu (30/1) sore. Guru tersebut sempat mengajar pada Senin (31/2), Rabu (2/2) sedangkan pada Selasa (1/2) libur karena bertepatan dengan Hari Raya Imlek. Pada Kamis (3/2) guru tersebut juga berangkat mengajar, namun, dia mendapat kabar jika anaknya terkonfirmasi positif covid-19.
“Guru itu baru di sekokah sebentar, dikabari hal tersebut dan segera izin ke Kepala Sekolah (KS) untuk pulang awal. Izinnya juga cuma dipintu saja. Lalu swab test mandiri dan hasilnya positif. Saya minta agar KS segera berkoordinasi dengan puskesmas dan satgas covid-19. Lalu Jumat (4/2) dilakukan tracing. Ada 106 siswa dan guru yang masuk tracing,” katanya.
Darmanto menegaskan, ada 106 siswa dan guru yang tidak diizinkan mengikuti PTM di sekolah. Mereka menjalani pembelajaran daring sejak Sabtu (5/2). Sedangkan dari 10 guru yang masuk tracing kontak erat, ada 7 guru yang telah menjalani swab mandiri dan hasilnya negatif. Selain itu, 106 orang yang masuk tracing kontak erat harus menjalani isolasi mandiri sampai dua kali swab test. Atau sekitar 14 hari guna memastikan kondisi mereka aman. Sedangkan siswa dan guru lain yang tidak masuk dalam tracing kontak erat tetap menjalani PTM terbatas seperti biasa dengan protokol kesehatan (Prokes) ketat.
“Jadi yang tidak ada kaitannya ya tetap PTM. Saya pikir ketika kita menjalankan prokes ketat tetap aman. Harapan saya secara psikologis anak-anak tetap tenang. Apalagi saat ini fokus kami meningkatkan motivasi belajar anak-anak pasca hampir dua tahun daring,” imbuhnya.
Dia mengimbau kepada para siswa dan guru untuk tetap menerapkan prokes dan tanggap dengan kondisi kesehatannya untuk mencegah penyebaran COVID-19. “Jika kondisi tubuh sedang tidak sehat, langsung periksakan diri sebagai antisipasi pencegahan penyebaran Covid-19.”