Mendagri Tjahyo Kumolo: Kekuatan Toleransi Mengakar ke Bawah Jaga Pancasila!

Mendagri Tjahyo Kumolo dikerubuti wartawan saat mengisi seminar di UGM Yogyakarta, Senin 6 November 2017. (Dok. Narahubung Panitia Seminar/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – NASIONAL – Mendagri Tjahyo Kumolo meyakini Pancasila dan hakekat toleransi tetap berakar kuat di tingkat bawah. Hal ini diungkapkan Mendagri saat meresmikan Seminar dan Sarasehan Budaya Pancasila dan Kebhinnekaan di Balaisenat, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Senin 6 November 2017.

Dia menilai, gejala penurunan toleransi dan pergeseran sikap mungkin hanya terjadi di tingkat atas. Sebab, gejala serupa dinilai Mendagri tidak berlangsung di tingkat bawah. ”Ini karena kita punya kekuatan, yaitu Pancasila,” kata Mendagri.

Kekuatan Pancasila itu, ungkap Mendagri, antara lain dapat dipertahankan berkat kegigihan berbagai kampus perjuangan Pancasila, seperti UGM. ”Saya dua kali ikut tes tapi toh tidak lolos masuk UGM, meskipun sudah ikut bimbingan belajar,” seloroh Tjahyo, melukiskan keketatan sikap UGM menjaga citra Pancasila sebagai dasar falsafah negara.

Gejala intoleransi dan radikalisasi di beberapa kelompok tertentu, menurut Mendagri, tak lepas dari tuntutan capaian keadilan sosial. Masalah pemenuhan pangan sandang papan sejak dahulu memang belum semua selesai. ”Itu sebab Presiden Joko Widodo terus berjuang mewujudkannya,” tandasnya.

Ketidaksabaran dalam mewujudkan Pancasila, terutama sila kelima keadilan sosial itu, lanjut Mendagri, berimbas munculnya reaksi sporadis radikalisme. Bahkan Gafatar sudah membuat struktur pemerintahannya.sendiri.

Masalah radikalisme dan intoleransi dalam ranah domestik ini tak lepas dari dinamika global, khususnya geopolitik. Terutama dalam penguasaan SDA global. ”Ngapain coba, USA ingin latihan perang-perangan di hutan,  ngapain?,” ujar Mendagri. mencontohkan.

Karena itu demi menangkal ancaman utama terorisme dan radikalisme, Mendagri mengingatkan Indonesia perlu sikap tegas tentang siapa kawan dan siapa lawan. Ketegasan itu mutlak, mengingat sejumlah pondok pesantren saat ini mulai dikuasai kelompok radikal tertentu.

Beruntung aktualisasi Pancasila di PTN dan PTS kini sudah berjalan. Begitu pula aktualisasi hingga ke wilayah terpencil melalui FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) yang difasilitasi oleh Kemendagri. Karena itu generasi muda, dihimbau Mendagri, jangan takut dengan gerakan kiri maupun kanan. Yang penting hindari perilaku eksklusif, terutama dengan penguatan ideologi Pancasila.