Rumah Warga Pulisen Boyolali Ambrol Tergerus  Longsor Tebing Sungai 

Longsoran Tebing akibatkan rumah warga Pulisen hancur (Dok/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng- BOYOLALI,- Sebuah rumah di kampung Ponco Budoyo, Kelurahan Pulisen, Boyolali kota hanyut terseret  longsor tebing dengan ketinggian 15 meter, sedikitya sepanjang 30 meter.

Peristiwa tersebut terjadi pada Senin 29 Desember 2025, Mendapat laporan warga tim reaksi cepat (TRC) BPBD Boyolali langsung menerjunkan sebuah alat berat excavator untuk membantu evakuasi longsoran dan puing-puing rumah yang hancur.

Menurut Pemilik rumah, Mulyanti (60), peristiwa itu terjadi pada Senin pagi, awalnya itu dengar suara gemuruh cukup keras diikuti  gugur tebing itu, “Saya langsung cek ternyata rumah saya yang longsor. Sebenarnya rumah ini dikontrak untuk usaha mebel dan peralatan rumah tangga,” katanya. Selasa 30 Desember 2025.

Akibat kejadian itu, korban mengaku mengalami kerugian hingga Rp500 juta. “Sebelum dikontrak saya bangun dulu, waktu itu saya mondasi diatas tebing itu menghabiskan hampir Rp. 500 juta lalu ditambah mendirikan bangunan itu karena juga harus menguruk dekat tebing itu,” katanya.

Ia menambahkan, saat kejadian, rumahnya dalam kondisi kosong, namun barang-barangnya banyak yang ikut hancur dan terbawa kedasar sungai.

“Penyebab pastinya saya kurang tahu namun bisa jadi karena depan rumah ini sekarang dilewati mobil besar besar akibat jalan tengah kota ditutup karena Pembangunan, selain itu juga karena sering hujan ya”, ujarnya.

Sementara Kepala pelaksana BPBD Boyolali, Suratno, mengemukakan, pasca kejadian pihaknya langsung melakukan kaji cepat untuk mengetahui penyebab dan penanganannya.

Hasilnya kejadian longsor ini tidak hanya karena curah hujan yang tinggi, akan tetapi juga dari percampuran struktur tanah.

“Ada percampuran tanah urug dan tanah asli yang kemudian tingkat kerekatanya tidak sekuat tanah yang asli dari tebing yang ada di bantaran kali santen yang melintas dari hulu di wilayah Cepogo kemudian bertemu di Kali Gedhe Boyolali Kota,” katanya.

Menurut Suratno, banyaknya material longsoran hingga menutup dasar sungai, akan sangat memungkinkan akan menghambat laju air aliran sungai. “Dengan analisis yang seperti itu kami tindak lanjuti dengan menerjunkan sebuah alat berat excavator yang besar untuk mengevakuasi longsoran dan puing puing rumah yang hancur,” imbuhnya.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. ( yull/**)