Fokus Jateng-BOYOLALI,- Pemkab Boyolali melakukan pendataan sekolah kekurangan murid pada tingkat SDN dan SMPN. Proses tersebut dilakukan sebagai tahapan kajian terhadap rencana regrouping atau penggabungan sekolah. Perencanaan dilakukan dengan matang agar sistem pendidikan di wilayah tetap berjalan. Saat ini, Disdikbud tengah menyusun perbup (Peraturan Bupati).
Diketahui sejumlah sekolah mengalami masalah kekurangan murid. Kondisi tersebut terjadi seperti di SDN dan SMPN disejumlah wilayah. Hal ini terjadi karena beberapa penyebab. Salah satunya karena ketatnya persaingan mendapat murid baru saat tahun ajaran baru digelar setiap tahun.
“Selain mengantisipasi kebutuhan jumlah guru, kondisi sekolah yang membutuhkan rehabilitasi. Faktor lain regrup di perbup ada 3 indikator, satu jumlah siswa, kedua letak geografis, ketiga itu sarana prasarana (Sarpras), pertimbangan ya tiga ini,” kata Kepala Disdikbud Boyolali, Dwi Hari Kuncoro, Jumat 5 Desember 2025.
Disebutkan, saat ini ada 543 sekolah tingkat SD Negeri, serta 52 sekolah SMP Negeri. Sedangkan kebutuhan guru di tingkat SD dengan jumlah ideal 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru olahraga, serta 1 kepala sekolah per sekolah.
“Jadi, jika dihitung dengan rasio jumlah sekolah, Boyolali kekurangan guru SD sejumlah 1.299 pengajar,” ujarnya.
Akan tetapi, lanjut Kuncoro, jika dihitung rasio antara guru dengan murid, di Kabupaten Boyolali terdapat kelebihan guru sebanyak 1.127 guru.
“Di posisi sekarang itu banyak sekolah yang muridnya sedikit. Sedang dilakukan kajian. Apabila memang memungkinkan maka bisa dilakukan regrouping,” katanya.
Menurutnya, penggabungan akan dilaksanakan jika kondisi infrastruktur sekolah tersebut mengalami kerusakan sedang-berat dengan jumlah siswa sekolah yang hanya sedikit.
“Karena memang pertimbangannya ada tiga, jumlah siswa, geografis, sarprasnya. Tapi kita berusaha untuk memperbaiki supaya ideal. Jangan sampai ada 1 guru ngajar sampai 2 kelas,” pungkasnya. ( yull/**)
