Karanganyar Respons Status Darurat Sampah, Luncurkan Pilot Project Pilah Sampah di Badranasri

 

FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Pemerintah Kabupaten Karanganyar mengambil langkah konkret dalam menangani krisis sampah dengan meluncurkan Percontohan Pengambilan Sampah Terpilah di RW 11 Badranasri, Cangakan, Jumat (5/12/2025). Program ini menjadi simbol komitmen daerah untuk menekan volume sampah dari sumbernya, mengingat status darurat sampah yang kini membayangi Jawa Tengah.
Peluncuran ini dirangkaikan dengan pemberian Penghargaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2025 yang dihadiri langsung oleh Bupati Karanganyar, Rober Christanto, serta perwakilan Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (PPLH) Jawa.

Jawa Tengah Masuk Kategori Darurat Sampah

Kepala Bidang Wilayah II PPLH Jawa, Ari Yuwono, dalam sambutannya menegaskan urgensi program ini. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), lebih dari 336 kabupaten/kota di Indonesia kini berstatus darurat sampah.
“Angka itu bukan kecil. Dan Jawa Tengah pun tidak terlepas dari persoalan tersebut. Lebih dari separuh wilayah di provinsi ini masuk kategori darurat sampah,” tegas Ari.

Ia menambahkan bahwa paradigma pengelolaan sampah harus berubah. Masalah ini tidak lagi sekadar urusan kebersihan, melainkan menyangkut keselamatan lingkungan. Ari memperingatkan bahwa tanpa penanganan dari hulu, dampak kerusakan ekologis akan semakin meluas.
“Model yang diluncurkan di Karanganyar ini langkah yang relevan untuk mengejar target nasional pengelolaan sampah 50–55 persen di 2025, karena dimulai langsung dari rumah tangga,” ujarnya.

Mekanisme Baru: Hanya Residu yang Diangkut

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karanganyar, Sunarno, memaparkan mekanisme “jemput bola” yang diterapkan dalam percontohan di RW 11 Badranasri. Fokus utamanya adalah pemilahan ketat dari rumah tangga agar sampah tidak menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukosari.
Mekanisme pengelolaannya dibagi menjadi tiga kategori:
Sampah Organik: Setiap rumah dilengkapi komposter tanam untuk mengolah sampah menjadi pupuk secara mandiri.
Sampah Anorganik Bernilai: Disetorkan warga ke Bank Sampah Sumber Rejeki untuk didaur ulang.
Sampah Residu: Satu-satunya jenis sampah yang akan diambil oleh petugas DLH.
“Petugas DLH hanya akan mengambil sampah residu. Evaluasi akan kami lakukan setiap pekan agar program ini tidak berhenti pada tahap launching saja,” jelas Sunarno.
Apresiasi untuk Pejuang Lingkungan

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Karanganyar Rober Christanto menyerahkan penghargaan kepada sejumlah pihak yang dinilai konsisten menjaga lingkungan. Penghargaan diberikan kepada:
4 Desa Mandiri Sampah
3 Bank Sampah Berprestasi
6 Sekolah Adiwiyata Kabupaten
2 Sekolah Adiwiyata Provinsi
4 Desa penerima Trophy Proklim Utama
Bupati Rober menekankan bahwa penghargaan ini bukan sekadar seremonial, melainkan motivasi untuk investasi jangka panjang.
“Yang kami harapkan bukan sekadar mendapatkan piala. Yang lebih penting adalah tumbuhnya kesadaran bahwa lingkungan yang baik itu investasi. Kalau sampahnya berkurang, kualitas hidup meningkat,” ujar Bupati.

Menutup acara, Bupati juga mengajak warga memanfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman pangan seperti cabai dan terong guna mendukung ketahanan pangan keluarga sekaligus penghijauan. ( lm/bre )