Fokus Jateng-BOYOLALI – Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Wamenkes RI) Benjamin Paulus Octavianus bersama Gubernur Jateng Ahmad Lutfi meninjau pelaksanaan program Layanan Dokter Spesialis Keliling (Speling) secara gratis dengan didampingi oleh Bupati Boyolali Agus Irawan, di Desa Seboto Kecamatan Gladagsari, pada Rabu 5 November 2025.
“Program Speling ini yang pertama di Indonesia dan diharapkan bisa dilakukan di seluruh Indonesia, tujuannya untuk pencegahan penyakit karena mendeteksi gejala secara dini,” kata Wamenkes Benjamin usai peninjauan pemeriksaan gratis.
Benyamin juga mengungkapkan rasa kagumnya terkait kerjasama para dokter spesialis dan dokter umum di Jateng, serta kinerja Pemprov Jateng hingga jajaran Kabupaten di bawahnya.
“Satu hal yang luar biasa, kalau Indonesia dilakukan bisa masif dari Aceh sampai Papua, maka saya yakin dunia kesehatan masyarakat Indonesia akan lebih cepat tercapainya. Saya sangat kagum dan berterimakasih” katanya.
Senada, Gubernur Lutfi menambahkan dokter spesialis yang terlibat dalam program Speling ini meliputi dokter spesialis penyakit dalam untuk mendeteksi dini penyakit kronis seperti Tuberkolosis (TBC), hipertensi, dan diabetes.
Kemudian disediakan pula konsultasi dokter spesialis kandungan bagi ibu hamil dan penyakit kandungan, dokter anak untuk tumbuh kembang anak sebagai salah satu sarana pencegahan stunting, dan dokter jiwa.
“Untuk pengendalian beberapa penyakit yang nanti bisa dikendalikan secara bersama-sama yaitu TBC.” ujar Gubernur Lutfi.
pada kesempatan itu, diserahkan bantuan dari Pemprov Jateng untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sebesar Rp 20 juta dan bantuan cadangan pangan sebanyak 1 ton bagi 100 KK yang masing-masing KK menerima 10 kilogram beras.
Sementara seiring program tersebut Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali juga melaksanakan program pemeriksaan dini atau skrining TBC Active Case Finding (ACF) di 25 Puskesmas yang ada di Boyolali secara gratis.
“Desa Seboto adalah lokasi ke-11 dilaksanakannya program ACF ini,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Boyolali Teguh Tri Kuncoro.
Ia mengemukakan, skrining ini dilakukan kepada seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak hingga dewasa, melalui pemeriksaan skoring bagi anak-anak, kemudian rontgen dan pemeriksaan dahak bagi dewasa.
Terkait jumlah penderita TBC di Boyolali, menurut Teguh, hingga saat ini sudah terdeteksi sebanyak 1.201 orang. Namun, estimasi penderita di tahun 2025 ini menyentuh angka 2.886, sehingga menurutnya Pemkab Boyolali perlu bergerak cepat untuk segera menemukan penderita TBC tersebut.
“Intinya jangan sampai penderita TB di masyarakat tidak ditemukan dan tidak terobati.” pungkasnya. (yull/*”)
