Sultan Yogyakarta Hamengku Buwono X Melayat Pakubuwono XIII di Keraton Surakarta, Beri Pesan soal Regenerasi

Fokus Jateng-SURAKARTA-Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X, melayat Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII) di Keraton Surakarta Hadiningrat, Selasa, 4 November 2025. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu tiba di Keraton sekitar pukul 11.50 WIB dengan didampingi permaisuri, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, serta rombongan dari Keraton Yogyakarta.

Kedatangan Sultan disambut langsung oleh keluarga besar Keraton Surakarta dan Wali Kota Surakarta, Respati Ardi yang turut mendampingi.

Sebelum Sultan, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X bersama istri, GKBRAY Adipati Paku Alam, lebih dahulu tiba sekitar pukul 10.37 WIB. Keduanya disambut oleh adik PB XIII, KGPAA Dipokusumo, di depan Kori Kamandungan Ler.

Setelah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum, Sultan HB X bersama Paku Alam X menuju Sasana Parasdya, tempat jenazah PB XIII disemayamkan. Di sisi barat peti jenazah, Sultan berdiri hening dan menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan terakhir.

Kepada wartawan, Sultan HB X menyampaikan rasa duka cita mendalam atas wafatnya PB XIII.

“Saya menyampaikan duka cita, dan itu juga sudah saya sampaikan beberapa hari yang lalu. Semoga semuanya berjalan lancar, tidak ada halangan,” ujar Sultan saat ditemui wartawan.

Sultan menyampaikan pesan agar Keraton Surakarta terus menjaga kelestarian adat dan tradisinya di tengah proses regenerasi kepemimpinan.

“Semoga Keraton Kasunanan Surakarta ini tetap aman, nyaman, dan regenerasinya bisa berjalan baik,” ucapnya

Sultan menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan tradisi dan harmoni antar generasi penerus di lingkungan keraton. Menurutnya, baik Keraton Yogyakarta maupun Surakarta memiliki tanggung jawab besar untuk melestarikan nilai budaya yang diwariskan leluhur agar tetap hidup dan relevan dengan perkembangan zaman.

“Harapan saya sama, bagaimana kita bisa meneruskan dengan langgeng, menjadi bagian dari Republik yang aman dan nyaman dalam perkembangan antar generasi yang terjadi. Sehingga kita juga bersama-sama bisa mengelolanya dengan baik,” kata Sultan.

Terkait sosok almarhum PB XIII, Sultan mengaku mengenalnya secara pribadi meski tidak sering berinteraksi langsung. Ia mengatakan hubungan antara keluarga besar Keraton Yogyakarta dan Surakarta tetap terjalin baik melalui komunikasi dan silaturahmi, meskipun kesempatan untuk bertemu secara langsung tidak selalu mudah.

“Saya mengenal beliau, meskipun tidak sering berjumpa. Namun anak-anak saya juga banyak berkomunikasi dengan keluarga beliau. Jadi sebenarnya hubungan tetap terjalin, hanya saja momentum untuk bertemu memang tidak selalu ada,” tuturnya.

Jenazah PB XIII rencananya dimakamkan pada Rabu, 5 November 2025, di Astana Raja-raja Mataram Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Sebelum diberangkatkan ke peristirahatan terakhir, jenazah akan dikirab dari Keraton Surakarta menuju Loji Gandrung, rumah dinas Wali Kota Surakarta. (Thia/**)