Fokus Jateng-BOYOLALI, -Kondisi cuaca ekstrem di Boyolali juga berdampak kepada fasilitas seperti sistem Penerangan Jalan Umum (PJU), dan Traffic Light (TL). Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali menunjukkan komitmen kuat dalam menangani aduan masyarakat terkait PJU serta melakukan perawatan rutin untuk menjaga kenyamanan dan keamanan warga, terutama pada malam hari.
Kepala Dishub Boyolali, Insan Adi Asmono mengungkapkan selama bulan Oktober hingga awal November 2025, tercatat 56 unit PJU dan 7 titik Traffic Light mengalami gangguan akibat hujan deras, sambaran petir, dan pohon tumbang.
“Seluruhnya sudah kami tangani dengan cepat. Kami prioritaskan jalur padat dan kawasan sekolah agar tetap aman dan terang,” jelas Insan.
Kerusakan itu diantaranya lampu padam dan ballast korsleting, kabel jaringan tertimpa pohon, panel kontrol PJU rusak karena kemasukan air hujan, seperti di Kecamatan Mojosongo terdapat 15 titik PJU padam akibat pohon tumbang di sepanjang Jalan Pandanaran dan kawasan perkantoran.
Di Kecamatan Banyudono terdapat 10 titik PJU rusak akibat kabel terputus dan genangan air di Jalan Solo–Boyolali, lalu Kecamatan Teras dengan 8 titik PJU serta 2 simpang TL yang mengalami korsleting.
Kemudian Kecamatan Ampel dan Boyolali Kota dengan 23 titik PJU dan 5 TL yang sempat tidak berfungsi karena sambaran petir.
“Jad daerah yang tergolong rawan dan berdampak langsung terhadap PJU antara lain kawasan arteri Mojosongo–Banyudono, perbukitan Ampel, dan wilayah Teras bagian selatan yang banyak pepohonan besar di tepi jalan,” imbuhnya.
Terkait hal itu, Dishub bergerak melakukan pemeriksaan dititik lokasi, perbaikan langsung dan pengamanan terhadap sarana prasarana transportasi. Kemudian pemetaan titik kerusakan, berkoordinasi dengan PLN dan BPBD untuk penanganan pohon tumbang, serta penggantian lampu, kabel, dan panel kontrol yang rusak.
“Tim juga melakukan pemasangan sistem grounding tambahan untuk mencegah korsleting akibat hujan berintensitas tinggi dan memastikan area kerja aman bagi pengguna jalan,” katanya.
Dijelaskan hingga awal November 2025, 95 persen titik PJU yang padam telah kembali berfungsi normal, sedangkan seluruh Traffic Light yang terganggu telah beroperasi kembali. Pihaknya juga memperkuat sistem pemeliharaan dengan melaksanakan patroli rutin sebelum dan sesudah hujan, menyusun peta risiko gangguan berbasis wilayah rawan, serta menyiagakan petugas lapangan dengan sistem piket darurat selama 24 jam.
Lebih lanjut, Insan mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan PJU yang mati agar bisa segera ditindaklanjuti. Dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat,
” Harapannya penerangan jalan tetap terjaga demi kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan, terutama di malam hari.” ( yull/**)
