Progres minus 12 persen, Komisi III DPRD Boyolali Pelototi Proyek Jembatan Kiringan-Ngargosari

Sidak Komisi III DPRD Boyolali mengatakan bahwa proyek proyek jembatan Kiringan-Ngargosari, Boyolali (Doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-BOYOLALI,-Setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak), Komisi III DPRD Boyolali mengatakan bahwa proyek proyek jembatan Kiringan-Ngargosari, Boyolali senilai Rp 4,5 miliar itu mengalami keterlambatan progres pekerjaan hingga minus 12 persen dari target yang telah ditetapkan.

Menurut Sekretaris Komisi III DPRD Boyolali, Triyono, bahwa hasil sidak menunjukkan progres fisik proyek proyek jembatan Kiringan-Ngargosari yang menelan anggaran hampir Rp4,5 miliar. Baru mencapai 31 persen. Angka tersebut tertinggal sekitar 12,9 persen dari jadwal yang seharusnya.

“Metode pekerjaannya pun kurang sesuai seperti batu, basic beton, dan sebagainya. Pekerjaan seperti beton telah dilaksanakan dengan baik. Namun, metode pengerjaannya kurang cepat. Sehingga, ada keterlambatan pekerjaan,” kata Triyono saat ditemui wartawan pada Selasa 28 Oktober 2025.

Triyono menandaskan bahwa yang paling harus diperhatikan, sebelum kontruksi itu dimulai tentunya ada perencanaan. Akan tetapi, perencanaan itu tidak sesuai dengan apa yang dikerjakan di lapangan. “Artinya, gambar rencana selalu berubah. Itu jadi salah satu penghambat pekerjaan. Per hari ini, progress-nya minus 12%, jadi ada keterlambatan,” imbuhnya.

Komisi III DPRD Boyolali pun merekomendasikan untuk mempercepat progress pengerjaan dengan cara menambah pekerja. Triyono mengatakan pelaksana lapangan harus mengerti metode kerja. Selain itu, masih pula didapati pekerja tidak memakai alat pelindung diri (APD).

“Harusnya di bulan-bulan ini pengerjaan jembatan tercapai progress. Namun, kenyataannya di lapangan, kami sama-sama melihat progressnya belum tercapai. Sehingga dengan temuan ini kami berencana akan memanggil Dinas maupun kontraktor yang mengerjakan,” jelasnya.

Pihaknya tidak ingin, karena dikejar target, lalu pengerjaan asal-asalan. Sehingga ujung-ujungnya masyarakat Boyolali yang paling dirugikan.

Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Boyolali, Joko Prasetyo, menyampaikan per hari ini progress direncanakan mencapai 44,443 persen Namun, baru terealisasi 31,476 persen

“Minus 12,967persen. Saran kami tentu ditambah jumlah pekerja. Karena cuaca arahnya ke hujan, jadi ketika kondisi memungkinkan ya lembur,” ucapnya. ( yull/**)