FOKUSJATENG.COM-BOYOLALI-Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Boyolali menggelar musyawarah kerja (musker) 2 di kantor setempat Minggu 26 Oktober 2025. Selain musker juga digelar berbagai kegiatan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2025, salah satunya donor darah yang didukung oleh PMI Kabupaten Boyolali. Kegiatan tersebut dihadiri seluruh pengurus cabang, perwakilan pengurus majelis wakil cabang (MWC) di 22 kecamatan dan perwakilan pengurus ranting.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Boyolali KH. Iqbal Mulyanto, S.Ag menyampaikan dalam sambutannya bahwa perjalanan PCNU Boyolali selama satu tahun terakhir menghasilkan beberapa progres. Musyawarah kerja 2 pada tahun 2025 menjadi momentum evaluasi program kerja setahun yang lalu dan merencanakan program kerja tahun berikutnya. “Musker adalah amanat konferensi cabang (konfercab). Dimana setahun sekali harus dilaksanakan musker,” terangnya.

Sambutan Ketua Tanfidziyah PCNU Boyolali KH. Iqbal Mulyanto, S.Ag
Dijelaskan, dalam kurun waktu setahun berjalan, tentunya banyak agenda-agenda atau program kerja yang dievaluasi untuk pembenahan di tahun berikutnya. Maka perwakilan pengurus MWC dan ranting diundang untuk bisa menyampaikan masukan dan gagasan dalam rangka membangun NU di Boyolali ke depan. “Koordinasi antara pengurus cabang hingga ranting sudah cukup bagus. Terbukti dengan adanya agenda turun ke bawah setiap bulan dikemas dalam silaturahmi secara bergiliran yang menjadi tuan rumah MWC,” jelas dia.
Sementara itu, Rois Syuriah PCNU Kabupaten Boyolali KH. Achmad Kharir, SH menuturkan bahwa perkembangan geopolitik internasional menjadi tantang bagi organisasi kemasyarakatan seperti NU. Maka pihaknya mengajak kepada warga NU dimanapun berada harus bersatu padu untuk menghadapi tantangan tersebut. “Menghadapi tantangan zaman ini, NU harus tertib organisasi.

Sambutan Rois Syuriah PCNU Boyolali KH. Achmad Kharir, SH
“Pengurus harus bahu membahu di tiap tingkatan dalam rangka membesarkan NU. Mari meneguhkan jiwa menyisihkan waktu untuk NU. Maka dengan berkhidmah di NU ini agar anak cucu kelak ikut mulyo (bahagia),” ujarnya.
Miftachul Huda, ketua panitia kegiatan menyampaikan, jika organisasi ingin besar, maka harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Di era digitalisasi, organisasi harus bisa menyesuaikan. “Pembenahan-pembenahan administrasi dan kegiatan-kegiatannya menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya tanda tangan surat menyurat sudah menggunakan digitalisasi,” urainya.
Pada kesempatan itu, Bupati Boyolali Agus Irawan tidak bisa hadir dan diwakilkan Staf Ahli Waluyo Jati. Pada sambutannya yang dibacakan staf ahli, bupati menyampaikan bahwa peran NU dalam menjaga tradisi akhidah aswaja memberikan dampak nyata dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. “NU mampu menjaga ukhuwah, menjaga NKRI, dan nasionalisme,” terangnya.
NU juga dinilai mampu meneguhkan nilai-nilai berbangsa dan bernegara membangun peradaban. Baik di bidang ekonomi, pendidikan dan kemasyarakatan. “NU mampu meningkatkan kualitas seluruh pengurus di tiap lini kepengurusan. Musker menjadi momentum evaluasi dan merumuskan program-program berikutnya,” paparnya. (*)
