Diwarnai Aksi Walkout, Joko Raharjo Terpih Jadi KONI Boyolali

Fokus Jateng-BOYOLALI- Musyawarah Olahraga Kabupaten luar biasa (Musorkablub) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Boyolali diwarnai aksi walkout.

Beberapa ketua cabang olahraga, memilih meninggalkan Musorkablub yang berlangsung di Pendopo Ageng, Boyolali, Rabu 15 Oktober 2025.

Peserta Musorkablub ini keluar setelah beberapa kali melayangkan intrupsi kepada pimpinan sidang. Diantaranya  soal voting tertutup atau terbuka dalam pemilihan Ketua KONI Boyolali periode 2025-2027 tersebut

Ketua Bidang Organisasi KONI Jawa Tengah, Prof. FX Joko Priyono, bahkan sempat mengusulkan voting tertutup untuk menjaga asas Luberjurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil).

“Tentu ini untuk menghindari konflik di kemudian hari,” tegasnya.

Hanya saja, mayoritas anggota tetap memilih voting terbuka, sehingga beberapa perwakilan cabor walk out,

Menurut salah satu peserta yang keluar, Wasono Joko Raharjo, Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Boyolali, alasan keluar dari arena Musorkablub KONI Boyolali.

Pertama, menurutnya pelaksanaan Musorkablub Boyolali ini tidak sesuai aturan.

Seperti yang terjadi saat pemilihan pimpinan sidang kedua. Dimana pimpinan sementara langsung menetapkan ketua. Padahal, pimpinan sidang terdiri dari ketua 1, ketua 2 dan Sekertaris.

Berikutnya, dalam hal pengambilan keputusan untuk memilih ketua umum.

Ada dua calon yang berlaga. Karena tidak musyawarah mufakat akhirnya dilakukan voting. pihaknya kemudian mengusulkan agar pengambilan voting dilakukan secara tertutup.

” Karena prinsipnya (Musyawarah voting) langsung, umum, bebas, rahasia. Karena hak peserta harus dilindungi,” ujarnya.

Dengan voting secara tertutup ini untuk mencegah adanya intervensi dan memastikan keamanan peserta.

Namun, meski juga sudah diingatkan oleh KONI provinsi Jawa Tengah, tetap saja, voting dilakukan secara terbuka.

” Kami juga menyampaikan, jika kita punya etika, kaidah dan tradisi pemilihan ketua KONI itu dilakukan secara tertutup. Tetapi hari ini dipaksakan oleh pimpinan sidang,” tambahnya.

Selain itu, dia juga melihat pimpinan sidang tidak fair. Sebab, sebelum diminta berganti pakaian, salah satu pimpinan sidang malah mengenakan atribut salah satu Calon.

” Ini juga menjadi masukan juga untuk KONI Provinsi untuk melakukan evaluasi. Bahwa Musorkablub ini menurut kami menciderai proses pemilihan yang tidak sesuai etika dan kualitasnya tidak baik,” tambahnya.

Kendati demikian, ia tetap legawa dan sportif mendukung program Ketua KONI Boyolali terpilih.

“Kami dari Percasi tetap mengawal secara kritis setiap kebijakan. Ketika nanti ada kebijakan tidak berpihak dengan cabor, visi-misi tidak dilaksanakan, kami akan paling depan berteriak dan mengawasi.”

Senada, Kukuh Hadiatmo perwakilan Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Boyolali, mengaku walkout karena proses pemilihan tidak menggunakan azas luberjurdil.

Meski ada beberapa peserta yang keluar, namun tak mempengaruhi proses pemilihan ketua umum KONI Boyolali untuk periode 2025-2027.

Joko Raharjo kemudian terpilih sebagai ketua umum KONI setelah mengantongi 33 suara dari 40 pemilih. Sementara itu, Dwiadi Agung Nugroho hanya memperoleh satu suara. Enam pemilih memilih golput.

Sementara itu, Bupati Boyolali, Agus Irawan dalam sambutannya berharap Ketua KONI terpilih dapat meningkatkan prestasi dan mengayomi semua cabor di Kabupaten Boyolali.

“Harapannya bisa membawa KONI lebih baik lagi, lebih maju lagi, tentunya KONI bisa mengayomi semua cabang olahraga yang ada di Kabupaten Boyolali. Meningkatkan prestasi, itu yang paling penting. Jadi prestasi olahraga akan menjadi salah satu cara tercepat mengharumkan nama Boyolali,” ucapnya. (yull/**)