Fokus Jateng-BOYOLALI,- Viral di medsos penampakan bangunan mungil di areal pesawahan Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali menghabiskan biaya sangat besar mencapai Rp 112 juta.
Postingan yang dibagikan sejumlah akun diantaranya akun Facebook Jagongan Solo dan X milik akun Egon @cdontact, @gagaksipat.kabupaten boyolali di media sosial Tiktok kian ramai diperbincangkan warganet, bagaimana tidak bangunan kecil itu, tertulis bahwa proyek tersebut menelan anggaran Rp 112 juta dari APBN 2024 dengan waktu pengerjaan selama 30 hari kalender.
Dalam postingan itu juga ada plang terkait pembangunan itu. Pada bagian atas tertulis Pemerintah Kabupaten Boyolali Dinas Pertanian lengkap dengan logo pemeritah daerah.
Kemudian tertulis pula kelompok penerima, Kelompok Tani Sidomukti I. Dalam foto itu, juga ada tulisan sumber dana bantuan pemerintah irigasi perpompaan.
Terkait viralnya bangunan tersebut, Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, membenarkan, proyek bangunan tersebut merupakan rumah pompa sumur dalam yang difungsikan untuk irigasi lahan pertanian.
“Jadi bukan hanya bangunannya ya. Di papan proyek memang tidak memuat RAB-nya. Anggaran sebesar Rp 112 juta itu mencakup seluruh pekerjaan, mulai dari pembuatan sumur, cassing, hingga pembelian pompa sibel dan kebutuhan irigasi,” jelas Sekretaris Dinas Pertanian Boyolali, Retno Nawangtari saat dikonfirmasi, Kamis 18 September 2025.
Dijelaskan di dalam rumah kecil itu ada panel listrik untuk pompa sumur dalam, berfungsi sebagai pusat pengatur dan penyedia daya listrik yang aman bagi pompa.
Menurut Retno, tayangan di medsos itu hanya melihat sekilas bangunan kecil yang menjadi rumah pompa tersebut. Padahal, anggaran senilai Rp 112 juta itu mencakup biaya keseluruhan untuk proyek perpompaan irigasi pertanian.
“Anggaran itu terbesar itu untuk pengeboran sumur dalam dengan kedalaman lebih dari 60 meter. Sebab jika hanya menggunakan sumur dangkal, bakal mengganggu sumur- sumur penduduk di sekitarnya. Belum lagi mesin pompa hingga pipa irigasinya. Jadi tayangan di medsos itu kurang tepat,” paparnya.
Retno menambahkan, program irigasi perompaan tersebut sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan di Boyolali.
Dengan adanya sumur dalam dan pompa, petani di Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak tidak lagi bergantung sepenuhnya pada tadah hujan.
“Lahan pertanian tetap produktif meski di musim kemarau. Kalau biasanya hanya bisa panen padi sekali dalam setahun, maka kini petani bisa panen dua kali setahun.,” pungkasnya. ( yull/**)