Fokus Jateng -BOYOLALI, – Bupati Boyolali Agus Irawan menyayangkan kurangnya komunikasi antara SPPI (Sarjana penggerak pembangunan Indonesia) pihak yang mempunyai data dengan pemkab Boyolali.
Dalam rakor Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dalam rangka percepatan implementasi makan bergizi gratis (MBG) di Boyolali itu, Agus juga menyebut ada dapur MBG yang berjarak terlalu dekat sehingga berpotensi penerima manfaatnya tumpang tindih.
‘Terus terang, kami belum mendapatkan data sedikit pun yang berhak menerima atau menerimanya. Itu yang saya sayangkan. Kemarin kami berkoordinasi dengan Bu Sekda dan wakil bupati. Bahwa dapurnya sudah ada yang berdiri, sudah ada yang beroperasi tapi belum ada pelaporannya ke kabupaten,” kata Agus dalam sambutan acara tersebut di Pendopo Gede, Selasa 2 September 2025.
Agus menjelaskan, data diperlukan untuk memetakan daerah mana saja yang sudah berdiri dapur MBG.
“Ditakutkan nantinya jika terjadi sesuatu di sana misal ada permasalahan, ada komplain, anak anak penerima makan bergizi ini komplainnya kemana,” imbuhnya.
Untuk itu, Agus meminta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk dilibatkan semisal Dinas Kesehatan. Ia mencontohkan ketika terjadi keracunan, maka bisa cepat ditangani
Dalam rakor tersebut Agus juga berharap kepada SPPG (Stauan Pelayanan Pemenuhan Gizi) untuk ikut menyerap pelaku UMKM di Boyolali.
“Boyolali sebagai penghasil susu dan lele, semoga dari kepala SPPG bisa setidaknya seminggu sekali menghadirkan MBG dengan menu lele dan susu,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Regional SPPI Provinsi Jawa Tengah, Reza Mahendra, menyambut baik permintaan bupati Boyolali untuk menyiapkan susu serta lele sebagai bahan MBG.
“Sangat bisa masuk untuk pembelanjaan bahan baku, apalagi program ini dibuat memang untuk kesejahteraan UMKM dan pengusaha kecil,” tambahnya.
Ia menjelaskan pihaknya menargetkan hingga akhir tahun 2025, ada 260 ribu siswa di Boyolali akan mendapat program MBG.
“Sesuai pendataan, kebutuhan total di Boyolali sekitar 95 SPPG, saat ini sudah ada 26 yang beroperasi,” katanya.
Terkait soal tumpang tindih data, sambung Reza, nantinya seluruh mitra yang menyatakan sudah siap untuk membangun akan dipanggil dan dimintai konfirmasi.
” Saat ini sudah ada grup WhatsApp antara Satgas dengan korwil SPPI Boyolali. Jadi data sudah dibagikan, kami perkirakan belum sampai ke bupati.” ( yull/**)