Fokus Jateng -Boyolali,– BPJS Kesehatan Cabang Boyolali terus meningkatkan kualitas layanan dan pemahaman peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan menyelenggarakan Sosialisai program JKN yang digelar di Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali. Kegiatan dilaksanakan melibatkan Pemerintah Daerah dengan narasumber dari BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dispermasdes.
Sebanyak 38 perwakilan Perangkat desa dari wilayah Kecamatan Andong, Kecamatan Ngemplak dan Kecamatan Kemusu hadir mengikuti sosialisasi yang bertujuan memperkuat pemahaman perangkat desa dalam memastikan perlindungan jaminan kesehatan bagi warga masing-masing desa, Selasa 26 Agustus 2025.
Deddy Febrianto selaku Kepala BPJS Kesehatan Cabang Boyolali pada kesempatan tersebut menyampaikan informasi Program JKN mengenai kemudahan layanan administrasi program JKN, peningkatan layanan kesehatan di Faskes dan pengelolaan pengaduan Masyarakat di Desa mengenai status keaktifan kepesertaan Program JKN diharapkan dapat membekali perangkat desa saat menemui warga yang sedang kesulitan untuk mengakses layanan program JKN 5 Agustus.
Tak lupa Deddy juga menyampaikan bahwa perangkat desa selaku perwakilan pemerintah daerah di desa-desa menjadi garda terdepan dalam hal edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat di desanya masing-masing.
“Terkadang warga sering menanyakan mengapa kepesertaan PBI JK non aktif kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa. Perlu menjadi pemahaman kita semua bahwasanya kebijakan pemerintah tentu sangat dinamis disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, namun demikian bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa yang menemui warga dengan status kepesertaan non aktif mampu menjelaskan alur proses untuk mengaktifkan kembali status kepesertaan JKN berdasarkan segmen kepesertaan yang sesuai bagi warga tersebut,” jelas Deddy.
Deddy dalam sosialisasi ini juga menyampaikan perhatian Pemerintah Desa dalam memastikan status kepesertaan JKN warganya turut berkontribusi dalam pencapaian target Pemda Boyolali sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025—2029 yaitu pencapaian UHC (Universal Health Coverage) dimulai dari Desa untuk mendukung pencapaian Tingkat Kabupaten. Saat ini capaian UHC di Kabupaten Boyolali per 1 Agustus 2025 untuk cakupan kepesertaan JKN sebesar 98,3% dari target 98% dan Tingkat keaktifan Peserta JKN sebesar 77,1% dari target 80%.
“Pencapaian target UHC sesuai RPJMN 2025-2029 menentukan terhadap pendaftaran PBPU dan BP Pemda prioritas agar berlaku skema langsung aktif (non cut off). Apabila target UHC tidak tercapai maka layanan pendaftaran PBPU dan BP Pemda di Mall Pelayanan Publik yang saat ini langsung aktif akan berubah menjadi skema cut off yaitu pendaftaran baru akan aktif pada tanggal 1 bulan berikutnya. Tentu saja hal seperti ini dapat menimbulkan risiko reputasi bagi Pimpinan Daerah karena terkesan terjadi penurunan layanan pendaftaran PBPU dan BP Pemda di Kabupaten Boyolali. Maka seluruh elemen harus saling kolaborasi dalam rangka menjaga predikat UHC Non Cut Off di Kabupaten Boyolali,” Jelas Deddy.
BPJS Kesehatan Cabang Boyolali berkomitmen akan meningkatkan komunikasi dengan perangkat desa agar informasi terkait status PBPU Pemda Kabupaten Boyolali dapat disampaikan lebih cepat dan akurat. Deddy berpesan agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya Program JKN dan memahami kewajiban serta hak yang mereka miliki sebagai peserta JKN.
Camat Andong, Bambang Suratno yang hadir sebagai tuan rumah dalam acara tersebut memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan sosialisasi mengenai Program JKN.
“Kami sangat mendukung Program JKN ini, karena sangat membantu masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Kami berharap ke depan sinergi antara BPJS Kesehatan dan pemerintah daerah terus ditingkatkan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan yang lebih optimal,” ujarnya.
Bambang menceritakan bahwa Program JKN telah membawa dampak positif bagi warganya, terutama dalam hal akses terhadap pelayanan kesehatan. Menurutnya, program ini menjadi solusi nyata bagi masyarakat pedesaan yang sebelumnya sering kali kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau.
“Saya melihat betul perubahan di masyarakat, dahulu masih banyak yang enggan berobat karena khawatir dengan biaya pengobatan. Tapi sekarang dengan adanya Program JKN, mereka bisa mendapatkan pelayanan yang layak tanpa khawatir soal biaya,” kata Bambang.
Ia menambahkan bahwa sosialisasi seperti ini sangat penting untuk meningkatkan sinergi dengan perangkat desa mengenai manfaat menjadi peserta JKN.
“Program ini tidak hanya memberikan jaminan kesehatan, tetapi juga rasa tenang bagi kita semua. Dengan adanya sosialisasi ini, saya berharap semakin banyak warga di Kecamatan Andong yang sadar akan pentingnya menjadi peserta JKN. Ini bukan hanya soal kesehatan, tapi juga soal perlindungan yang bisa menyelamatkan kita di saat membutuhkan jaminan biaya kesehatan,” ujarnya. ( ist/**)