Fokus Jateng- KLATEN- Kelompok 50 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta mengadakan Program Kerja Kelompok yang berjudul “Sosialisasi Pertanian Ramah Lingkungan untuk Menunjang Kemandirian Petani” di Dukuh Moyogan, Desa Somokaton. Kegiatan ini diikuti secara antusias oleh warga setempat dengan fokus utama pada praktik pembuatan Biosaka atau Bioaktivator Alami Saka Alam yang diadakan pada Minggu, 3 Agustus 2025 dan Jumat, 15 Agustus 2025 di Dukuh Moyogan, Desa Somokaton, Klaten.
Adapun nama-nama anggota Kelompok 50 yang mengadakan Program Kerja Kelompok di Dukuh Moyogan:
– Dimas Tanggu Budianto (Ketua)
– Regita Novita Sari ( Sekretaris 1 )
– Zahara Nadyanda Ismail (sekretaris 2)
– Dyah Ayu Wulandari ( Bendahara 1 )
– Salsabila Fitri Hayatunnufus (Bendahara 2)
– Revalina Elisativani Krisania Lisdiono ( Perkab )
– Muhammad Rosyid Ridlo ( Perkab )
– Febrina Rahmawati ( Humas )
– Johan Ari Saputra ( Humas )
– Devi Sulistyorini ( Humas )
– Nadia Calista Azalia ( SieKomunikasi )
– Aldino Zairurrohman ( SieKomunikasi )
– Diwa Febriana ( Sie Acara )
– Atdir Enjiko Umbu Lata ( Sie Acara )
Ketua Kelompok 50, Dimas Tanggu Budianto dalam rilisnya memaparkan, Biosaka merupakan larutan hasil perendaman dan pengadukan tanaman hijau sehat yang tumbuh di sekitar lahan pertanian. Larutan ini bukan pupuk, bukan pestisida, dan bukan pula hormon buatan, melainkan stimulan alami yang berfungsi memperkuat tanaman dari dalam agar mampu bertahan menghadapi stres lingkungan, mulai dari cuaca ekstrem, serangan penyakit, hingga kekurangan air.
Dalam kegiatan sosialisasi, warga diajarkan cara membuat Biosaka dengan bahan dasar lima jenis rumput liar yang berbeda.
Proses pembuatannya sederhana, yakni dengan meremas-remas tanaman selama 15 hingga 30 menit kemudian memutarnya berlawanan arah jarum jam hingga menghasilkan larutan berwarna pekat. Kesederhanaan bahan dan proses inilah yang menjadikan Biosaka mudah dipraktikkan langsung oleh petani, karena semua bahan dapat diperoleh gratis dari alam sekitar.
Selain memberikan pemahaman teknis, mahasiswa KKN Kelompok 50 UNISRI juga menjelaskan manfaat besar Biosaka bagi pertanian. Larutan ini terbukti dapat memperkuat ketahanan tanaman terhadap hama, penyakit, maupun perubahan cuaca, sekaligus meningkatkan produktivitas panen secara alami. Lebih dari itu, penggunaan Biosaka juga dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia dan pestisida sehingga biaya produksi lebih hemat serta kondisi tanah tetap terjaga keseimbangannya.
Dari sisi ekonomi, Biosaka berpotensi memberikan keuntungan nyata bagi petani. Dengan bahan baku gratis, peralatan sederhana, dan waktu pembuatan yang singkat, petani dapat menghemat biaya pupuk maupun pestisida sekaligus menekan kerugian akibat gagal panen. Bahkan, penggunaan Biosaka dapat membuka peluang usaha baru, seperti jasa pelatihan pembuatan larutan, penjualan Biosaka siap pakai, hingga pengembangan produk lokal ramah lingkungan yang bernilai jual tinggi di pasar organik.
Melalui program ini, kelompok 50 KKN UNISRI berharap para petani di Dukuh Moyogan mampu memanfaatkan BIOSAKA secara berkelanjutan sehingga tercipta kemandirian dalam mengelola lahan pertanian. Sosialisasi ini diharapkan tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dengan tetap menjaga kelestarian alam. (**)
Oleh : Mahasiswa KKN UNISRI Kelompok 50