Memaknai Kemerdekaan Lewat Pasar Merdeka, Rumah Atsiri Karanganyar Ajak UMKM Lokal Maju Bersama

FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Alunan musik riang mengiringi tawa anak-anak yang asyik berlarian di antara hamparan bunga marigold yang mekar sempurna. Semilir angin Tawangmangu yang sejuk menyapa lembut, menambah syahdu suasana di Rumah Atsiri. Pemandangan ini menjadi potret hidup dari perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar unik dan bermakna. Tak hanya sekadar upacara bendera, pengelola Rumah Atsiri merayakan kemerdekaan dengan cara berbeda, yakni melalui Pasar Merdeka yang mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya pelaku UMKM lokal, untuk bangkit dan maju bersama.

Selama tiga hari, mulai Jumat hingga Minggu (15-17/8), kawasan Rumah Atsiri disulap menjadi sebuah pasar rakyat yang hidup dan penuh warna. Berbagai kegiatan menarik diselenggarakan untuk memanjakan pengunjung dari segala usia. Di satu sisi, tampak para orang tua dan anak-anak sibuk mengabadikan momen di tengah taman bunga marigold yang mempesona. Di sisi lain, deretan stan produk UMKM lokal ramai didatangi pengunjung yang penasaran.

Bukan hanya sekadar tempat berbelanja, Pasar Merdeka menjadi panggung bagi para pelaku usaha kecil untuk memperkenalkan produk mereka. Salah satunya adalah Bagus Handoko, seorang pengusaha cokelat yang telah merintis usahanya sejak 2020. Ia terlihat sabar melayani setiap pembeli yang mampir ke stan miliknya. Bagi Bagus, acara ini lebih dari sekadar ajang penjualan. “Bagi kita selaku UMKM lokal seperti saya ini sangat membantu untuk promosi, walaupun penjualan tidak seberapa, paling tidak produk lokal diketahui banyak orang,” ujarnya.

Harapan Bagus sangat besar. Mengingat pengunjung Rumah Atsiri tak hanya berasal dari Solo Raya, melainkan juga dari luar kota, ia berharap usahanya bisa dikenal lebih luas. Semangat inilah yang menjadi inti dari penyelenggaraan Pasar Merdeka.

Joko Iwan Ramadan, Ketua Panitia Pasar Merdeka, menjelaskan bahwa ini adalah kali ketiga Rumah Atsiri menggelar acara serupa. Ide utamanya adalah merayakan kemerdekaan dengan cara yang inklusif, melibatkan komunitas dan pelaku UMKM lokal. Tahun ini, 14 pelaku UMKM turut berpartisipasi, mulai dari kerajinan tangan hingga olahan makanan dan minuman.

“Kalau kita berkembang, tidak hanya Rumah Atsiri saja, kita pengen maju dan berkembang bersama-sama,” terang Joko, menegaskan komitmen mereka untuk tidak hanya memikirkan kemajuan sendiri, tetapi juga menjadi motor penggerak bagi perekonomian lokal.

Selain bazar UMKM, pengunjung juga dapat menikmati berbagai kegiatan edukatif yang memang menjadi ciri khas Rumah Atsiri. Ada workshop membatik, pojok baca, hingga pertunjukan musik yang mengisi setiap sudut. Tak lupa, sebagai objek wisata yang terletak di kaki Gunung Lawu, Rumah Atsiri juga menawarkan spot edukasi lain seperti taman aromatik dan museum.

“Rata-rata kegiatan untuk mengedukasi tamu-tamu, minyak atsiri itu didapatkan dari mana, proses pembuatannya seperti apa, minyak atsiri bisa digunakan untuk apa, sampai produk dan manfaatnya apa,” tambah Joko.

Dengan mengusung semangat kebersamaan dan edukasi, Pasar Merdeka membuktikan bahwa makna kemerdekaan bisa dirayakan dengan cara yang lebih mendalam. Bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga menjadi momentum untuk saling mendukung dan memajukan bangsa, dimulai dari tingkat komunitas dan UMKM lokal. ( ac/bre)