Fokus Jateng-BOYOLALI,-SMP Negeri 2 Teras kembali menjadi sorotan, setelah Komisi IV DPRD Boyolali melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Sabtu 16 Agustus 2025.
Kunjungan ini terkait aduan salah satu wali murid yang sempat ditahan gegara belum lunas.
“Kita tadi mencoba mengklarifikasi langsung kepada pihak sekolah,” kata Ketua Komisi IV, Suyadi usai melakukan kunjungan di SMP Negeri 2 Teras.
Suyadi mengatakan, ia ditemui Kepala Sekolah beserta Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Dalam pertemuan itu, ia juga meminta penjelasan terkait dugaan keterlibatan pihak sekolah terlibat dalam penjualan seragam ke siswa.
“ Kami klarifikasi terkait laporan yang masuk pada kami. Setelah kami ketemu dengan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, kami menyayangkan langkah yang diambil pihak sekolah,” ujar Suyadi.
Menurutnya, jika sekolah tidak terlibat dalam jual beli seragam, seharusnya tidak perlu memfasilitasi pembagian seragam oleh pihak toko di lingkungan sekolah.
“ Tadi disampaikan, bagi wali murid atau siswa yang masih memiliki kwitansi pembayaran bisa langsung ambil seragam dari toko. Tapi yang tidak punya kwitansi, karena hilang, malah laporan ke sekolah. Nah, sekolah justru memfasilitasi toko untuk membagikan seragam di dalam kelas. Itu tidak boleh,” tegasnya.
Dari temuan di lapangan, Suyadi menilai adanya indikasi keterlibatan pihak sekolah dalam pengadaan seragam. Selain itu, dugaan lain yakni toko penyedia seragam bukanlah toko permanen, melainkan rumah sewaan dekat sekolah yang digunakan hanya selama masa penerimaan siswa baru.
Sementara itu, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Eko Rusmiati mengatakan pembagian seragam olahraga di kelas ini untuk membantu siswa yang kehilangan kuitansi pembayaran di toko. Bagi yang kuitansinya masih ada, bisa langsung mengambil seragam olahraga di toko.
Sementara, banyak wali murid yang kehilangan kuitansi kemudian meminta bantuannya.
” Mereka tidak berani ke sana (Toko sementara) karena tidak bawa kuitansi. Saya menjembatasi dengan berkomunikasi dengan pihak toko,” katanya.
Eko kemudian diminta pihak toko untuk mendata nama siswa yang kehilangan kuitansi pembelian seragam.
” Saya yang manggil murid. Mas Saroso (Karyawan Toko) yang membagikan,” imbuhnya.
Pada saat pembagian itu, putrinya Heru mengangkat tangan mengatakan yang belum dapat.
” Putrinya pak Heru bilang, saya belum,” ujarnya, saat ditemui wartawan.
Dia pun kemudian mengkonfirmasi soal pembelian, hingga pelunasan pembayarannya.
” La kamu sudah beli apa belum, sudah lunas belum, sudah lunas belum?,” kata Eko mengulang pertanyaan ke siswi yang merupakan anak Heru.
Putri Heru pun menjawab singkat belum.
” La nek kamu belum bayar Yo belum dapat,” ujarnnya.
Eko kemudian mendapatkan informasi dari toko penyedia jika yang bersangkutan tidak beli seragam olahraga.
” Karena pihak toko bilang, wong Ra tuku Bu ini. Duite gur Rp 450 ribu kui,” kata Eko.
Dengan begitu, pihak toko tidak berani memberikan seragam olahraga.
” Wong Ra tuku ko njaluk. (Orang tidak beli ko meminta seragam olahraga). Seperti itu berita yang benar,”imbuhnya.
Dia pun merasa dilema dengan apa yang dilakukannya itu. Dia merasa bantuannya bagi siswa yang kehilangan kuitansi disalahkan.
Sebelumnya, Heru Waskito salah satu wali murid merasa terpukul setelah anaknya pulang sekolah dalam keadaan menangis. Putrinya itu menangis karena belum mendapatkan seragam olahraga sendiri di kelasnya. Bahkan, karena malu tak punya seragam olahraga putrinya terpaksa bolos sekolah.
” Seragamnya sudah tebus, ya dengan uang dari pak Bupati itu, anak saya sudah sekolah kembali,” ucapnya. ( yull/**)
Minta kejelasan, Komisi IV DPRD Boyolali Datangi SMP Negeri 2 Teras
