Pemkab Boyolali Kembangkan Pertanian Organik 

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Kalangan petani di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah diimbau untuk beralih ke pertanian organik. Selain lebih efisien, hasil panen padi akan menguntungkan dan lebih sehat.

Kabid Penyuluhan Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali Gunawan Andriyanto mengatakan saat ini di Boyolali sendiri, baru sekitar 500 hektar lahan pertanian padi yang menggunakan cara organik.

“Lahan pertanian Kabupaten Boyolali semakin terbatas, maka selain dengan menggenjot produksi padi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Boyolali harus menggenjot produksi pertanian yang mempunyai nilai tinggi seperti pertanian padi organik,” katanya. Kamis 31 Juli 3025.

Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari atau membatasi penggunaan bahan kimia sintetis baik pupuk kimia/pabrik, pestisida, herbisida, maupun zat pengatur tumbuh. Menurut Gunawan, kini kurang lebih 1.100 petani yang menerapkan pertanian organik.

” Pertanian organik tidak hanya alat untuk menjaga lingkungan. Namun juga peluang untuk meningkatkan produksi beras.”

Selain pertumbuhan padi bisa lebih baik serta tumbuh seragam, dan pengendalian gulma lebih mudah, sambung Gunawan, budi daya pertanian padi secara organik merupakan salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan serta ramah lingkungan.

“Karena ada space yang untuk pengelolaan, kita lihat perkembangan anakan nya itu lebih banyak,  juga produksinya lebih meningkat,” tambahnya.

Dengan menggunakan pertanian organik, petani lebih efisien biaya produksi. Sebab, dengan sistem organik menggunakan pupuk organik yang biayanya lebih murah daripada pupuk kimia.

“Kita sempat melakukan pengecekan, bahan organik yang ada di tanah itu sudah rendah, ideal nya kan 2% an, tapi banyak kondisi sekarang sudah di bawah 1,5%,” katanya.

Ia mengungkapkan, total luas lahan pertanian yang ada di Boyolali saat ini seluas 21.055 hektar, dengan produksi rata rata padi pertahun mencapai 240 ribu ton. Selain itu, selama 10 tahun terakhir, Boyolali selalu mengalami surplus hasil panen padi.

“Itu yang menjadikan Boyolali salah satu lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah,” tutupnya.

Namun, pertanian tidak lepas dari serangan hama, Gunawan menjelaskan bahwa ada beberapa lahan pertanian yang terserang hama seperti tikus dan wereng. Untuk itu, ia menghimbau petani untuk menerapkan pola tanam seragam, dengan itu bisa mengurangi resiko terserang hama.

 “Sebenarnya tidak sampai 1% dari total lahan yang ada, tapi kalau dibiarkan juga akan menimbulkan bagi petani,” pungkasnya. ( yull/**)