Bukit Jabal Kanil Karanganyar : Menguak Jejak Sejarah Islam dan Energi Positif di Lereng Lawu

 

FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Lereng kaki Gunung Lawu memang tak hanya memukau dengan eksotisme alamnya, tapi juga menyimpan segudang destinasi wisata religi. Salah satunya adalah Jabal Kanil. Tim Fokusjateng.com mencoba menelisik lebih jauh destinasi yang terletak di Dusun Jabal Kanil, Bandar Dawung, Tawangmangu, Karanganyar, ini.

Menurut Wawan Sukmo Lelono, salah seorang peziarah, Jabal Kanil bukan sekadar tempat biasa. “Jabal Kanil merupakan jejak sejarah tutur tentang perkembangan sejarah Islam di tanah Jawa yang patut dikunjungi untuk digali makna yang terpendam,” tuturnya. Ia meyakini, tempat ini memancarkan energi positif.

Jabal Kanil memang dikenal sebagai salah satu pusat awal penyebaran agama Islam di Jawa Tengah, bahkan sebelum era Wali Songo. Keberadaannya menjadi bukti nyata syiar Islam yang sudah dimulai jauh sebelumnya.

Destinasi dan Daya Tarik Jabal Kanil

Daya tarik utama Jabal Kanil terletak pada Komplek Makam dan Musholla Jabal Kanil. Di sini, terdapat makam yang diyakini sebagai petilasan Syekh Maulana Maghribi (atau Maulana Malik Ibrahim), seorang tokoh perintis Islam dari Timur Tengah. Sebuah musholla kuno dengan empat tiang kayu jati yang konon berusia 600-700 tahun juga menjadi bagian penting dari situs ini.

Tak jauh dari situ, terdapat pula Masjid Kuno yang meski telah beberapa kali direnovasi, struktur asli bangunannya yang terbuat dari kayu, termasuk pilar-pilar tuanya, masih dipertahankan.

Sebagai tempat ziarah, Jabal Kanil selalu ramai dikunjungi, terutama pada malam Jumat Kliwon dan Jumat Legi. Uniknya, para peziarah tidak hanya datang dari berbagai penjuru Tanah Air, tetapi juga dari mancanegara seperti Belanda dan Afghanistan, menunjukkan daya tarik spiritual Jabal Kanil yang melampaui batas geografis.

Suasana Alam dan Mitos yang Melekat

Berada di lereng Gunung Lawu, Jabal Kanil menawarkan suasana yang sejuk dan alami. Lingkungan yang tenang ini sangat cocok untuk wisata religi sambil menikmati keindahan alam.

Tak hanya itu, Jabal Kanil juga sangat kental dengan berbagai mitos dan legenda yang berkaitan erat dengan Syekh Maulana Maghribi dan penyebaran Islam di Jawa. Tempat ini dipercaya sebagai pusat penyebaran Islam pertama di Jawa Tengah, di mana Syekh Maulana Maghribi mendirikan pusat santri untuk memperdalam agama Islam, bahkan sebelum para Sunan muncul. Konon, Sunan Kalijaga juga pernah menimba ilmu di Jabal Kanil di bawah bimbingan Syekh Maulana Maghribi.

Salah satu legenda yang menarik adalah cerita tentang kesaktian tiang masjid. Empat tiang penyangga Masjid Jabal Kanil dipercaya memiliki tuah. Tak jarang, peziarah mengambil serpihan kayu dari tiang tersebut untuk dijadikan pegangan atau jimat, meskipun hal ini lebih merupakan kepercayaan lokal dan tidak dianjurkan dalam ajaran agama.

Mengenai asal nama “Jabal Kanil”, ada yang mengartikannya sebagai “bukit sari santri” atau “tempatnya sarinya santri”, merujuk pada perannya sebagai pusat pembelajaran agama yang penting.

Kisah adu kesaktian antara Syekh Maulana Maghribi dengan Begawan Selapawening untuk memperebutkan Bukit Jabal Kanil juga menjadi bagian dari cerita rakyat yang diwariskan. Syekh Maulana Maghribi memenangkan adu kesaktian memancing, di mana ikan hasil pancingannya langsung matang. Joran atau walesan pancing yang digunakannya konon ditancapkan di kebun belakang pondok pesantren dan tumbuh menjadi rumpun bambu yang kini dikenal sebagai bambu Sentana atau bambu Pamancingan.

Tak kalah menarik, adanya kepercayaan mengenai makam ganda Syekh Maghribi yang diyakini ada di beberapa tempat, termasuk di Jabal Kanil. Ini adalah bagian dari kearifan lokal yang menambah kekayaan narasi situs ini.

Jabal Kanil bukan sekadar destinasi wisata biasa, melainkan situs bersejarah yang menyimpan banyak kisah dan nilai spiritual yang mendalam bagi masyarakat setempat dan para peziarah. Kehadirannya menjadi pengingat akan jejak-jejak peradaban Islam di Tanah Jawa yang patut untuk terus digali dan dilestarikan. ( bre)