FOKUSJATENG.COM-SRAGEN-Pemerintah Kabupaten Sragen melalui inovator dari Puskesmas Kalijambe, drg. Sri Ambar Yuli Wanarum, meluncurkan program inovatif bernama SOTO SEMAR (Siap Obati TBC dengan OAT, Sembuh Tak Menular). Inovasi ini merupakan bagian dari strategi pelayanan publik yang bertujuan mempercepat penemuan dan pengobatan kasus Tuberkulosis (TBC) secara aktif, khususnya di wilayah Kecamatan Kalijambe.
Program ini mendukung target nasional Indonesia untuk mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021. Program SOTO SEMAR dilatarbelakangi oleh tingginya angka kasus TBC yang belum ditemukan maupun tidak dilaporkan. Berdasarkan Global TB Report 2023, Indonesia menempati peringkat kedua beban TBC tertinggi di dunia setelah India.
Di Kabupaten Sragen, dari estimasi 1.239 kasus TBC pada tahun 2023, baru 995 kasus yang berhasil ternotifikasi. Artinya, masih terdapat sekitar 14,7% kasus yang belum ditemukan dan berisiko menjadi sumber penularan di masyarakat.
Melalui pendekatan jemput bola, program ini memanfaatkan peran aktif kader JUPATUK (Juru Pemantau Batuk) yang tersebar di setiap kebayanan. Kader bertugas melakukan pelacakan suspek TBC, melaporkannya ke puskesmas, serta mendampingi proses pengobatan dan edukasi masyarakat mengenai TBC. Sebelum inovasi dijalankan, penemuan kasus TBC bersifat pasif dan kurang optimal. Namun setelah implementasi program pada awal tahun 2023, terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah penemuan suspek, dari 87 orang pada tahun 2022 menjadi 210 orang di tahun 2023.
Tahapan pelaksanaan program meliputi pelatihan kader, pembentukan grup komunikasi berbasis digital, pelacakan kasus di masyarakat, pengambilan sampel dahak oleh petugas kesehatan, serta pemeriksaan laboratorium melalui kerja sama lintas sektor. Model kolaboratif ini terbukti meningkatkan efisiensi dan jangkauan layanan kesehatan, serta memperkuat peran masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian TBC.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa SOTO SEMAR berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan pengobatan TBC. Dengan keberhasilan peningkatan cakupan penemuan kasus dan pengobatan sesuai standar, program ini layak dijadikan contoh praktik baik dalam pelayanan kesehatan berbasis masyarakat yang dapat direplikasi di wilayah lain. Melalui inovasi ini, Kabupaten Sragen menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung eliminasi TBC secara terukur, sistematis, dan partisipatif. (*)