Fokus Jateng-BOYOLALI,- Memasuki tahun ajaran baru sekolah, sejumlah penjahit di Boyolali, Jawa Tengah, mengalami lonjakan pesanan, khususnya untuk pembuatan seragam sekolah. Lonjakan pesanan ini mulai dirasakan sejak pertengahan Juni 2025.
Yovi (56), penjahit di perumahan Singkil Boyolali kota ini mengatakan mulai menerima banyak pesanan seragam SD hingga SMA sejak bulan lalu.
“Ya mulai pertengahan Juni sudah ada yang jahit. Sekarang tiap hari ada saja yang datang,” kata Yovi. Kamis 10 Juli 2025.
Mengingat pesanan datang bersamaan dan waktu tahun ajaran baru kian dekat, Dia harus membuat skala prioritas agar semua pesanan bisa diselesaikan tepat waktu.
“Semua saya kerjakan sendiri, jadi saya kasih pemahaman kepada pelanggan, karena pesanan ini datangnya bersamaan sehingga tidak bisa cepat,” kata Yovi yang telah menekuni profesinya selama puluhan tahun.
“Pelanggan setidaknya harus menunggu dua mingguan untuk jahitannya selesai,” imbuhnya.
Senada Pipit, penjahit di Dukuh Jetis, Desa Bangak Kecamatan Banyudono yang sejak pertengahan Juni tak henti-hentinya menerima pesanan.
Dalam sehari, Pipit menerima lima hingga belasan pesanan seragam dari berbagai tingkat sekolah, mulai dari SD hingga SMA. Bahkan terpaksa menolak pesanan tambahan karena kapasitas produksi yang terbatas. Dengan dibantu enam orang karyawan, ia bisa menyelesaikan sekitar 15 setel seragam per hari.
“Tapi saya perkirakan pesanan akan terus ramai hingga satu bulan setelah masuk sekolah,” jelas Pipit.
Ia menetapkan tarif Rp60 ribu hingga Rp80 ribu untuk satu potong seragam. Namun, jika pelanggan menjahit satu stel lengkap (baju dan celana), harga dipatok Rp110 ribu. Mayoritas konsumen menjahitkan tiga jenis seragam sekaligus: OSIS, batik, dan pramuka.
Sementara itu, salah satu wali murid, Ari Wibowo (45) warga Boyolali, mengaku sempat kesulitan mencari penjahit karena sejumlah penjahit sudah tidak bisa menerima pesanan lagi.
“Baru dapat dari sekolah kainnya, ini saya masukkan tiga stel, batik, pramuka, sama OSIS. Dari kemarin sudah muter cari penjahit tidak ada yang bisa, akhirnya ketemu disini Tapi kayaknya nggak selesai sebelum masuk, jadi anak saya sementara pakai baju SMP dulu,” ujarnya. (yull/**)