PSPP UNS Surakarta Gelar Pendampingan Literasi Sains dan Pembentukan Karakter P5 di SMAN 2 Sukoharjo

Sebanyak 55 siswa pengurus OSIS SMAN 2 Sukoharjo mengikuti kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui skema Hibah Grup Riset (HGR)yang digelar oleh Pusat Studi Pengamalan Pancasila (PSPP) LPPM Universitas Sebelas Maret Surakarta (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng -SUKOHARJO, – Pusat Studi Pengamalan Pancasila (PSPP) LPPM Universitas Sebelas Maret Surakarta melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui skema Hibah Grup Riset (HGR) pada Senin, 19 Mei 2025 di Aula SMA Negeri 2 Sukoharjo.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen akademik dalam memperkuat peran perguruan tinggi terutama UNS sebagai Kampus Benteng Pancasila dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,
Mengusung tema “Pendampingan dalam Meningkatkan Literasi Sains dan Pembentukan Karakter Profil Pelajar Pancasila”, kegiatan ini dihadiri oleh 55 siswa pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 2 Sukoharjo, yang merupakan representasi pelajar aktif dan potensial dalam pengembangan budaya sekolah serta pembentukan karakter generasi muda.
Rombongan PSPP LPPM UNS Surakarta dihadiri Prof. Dr. Leo Agung S, M.Pd, Dr. Bramastia, M.Pd, Dr. Deni Zein Tarsidi, S.Pd., M.Pd, Dr. Endrise Septina Rawanoko S.Pd., M.Pd., Andrea Salsalova dan Luk Fitri Handayani.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan sesi registrasi peserta yang disambut hangat oleh panitia. Bertindak sebagai Master of Ceremony (MC) adalah Dr. Endrise Septina Rawanoko, S.Pd., M.Pd., dosen sekaligus peneliti PSPP yang dikenal aktif dalam kegiatan pembinaan pelajar. Beliau memandu seluruh rangkaian acara dengan gaya komunikatif, hangat, dan penuh energi.
Kegiatan resmi dibuka dengan sambutan dari Kepala SMAN 2 Sukoharjo, Slamet Widodo, S.Pd., M.Pd., yang menyampaikan apresiasi atas kepedulian dan kontribusi nyata UNS dalam mendampingi siswa melalui pendekatan edukatif dan konstruktif. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa pembentukan karakter peserta didik tak cukup hanya mengandalkan kurikulum, tetapi juga membutuhkan sentuhan nyata dari dunia akademik dan praktisi.
“Kita tidak hanya paham Pancasila pertama hingga kelima, tetapi juga dapat mengimplementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Itulah harapan kami terkait dengan kegiatan pagi ini,” katanya.
Ketua PSPP LPPM UNS, Prof. Dr. Leo Agung S, M.Pd., yang sekaligus membuka acara secara resmi menekankan bahwa kegiatan pengabdian ini merupakan bentuk aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang berorientasi pada pemberdayaan pelajar.
Prof. Leo menyampaikan bahwa generasi muda saat ini menghadapi tantangan besar mulai dari krisis moral, disrupsi teknologi, hingga intoleransi sosial yang menuntut pelajar memiliki karakter kuat, literasi sains yang mumpuni, serta kepekaan terhadap perubahan zaman. Selain itu, gender juga selaras dengan nilai Pancasila. Kita berjujung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

*Agen Perubahan*
Setelah sesi pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi utama. Materi pertama disampaikan oleh Dr. Bramastia, M.Pd., yang membawakan topik “Pancasila dan Literasi Sains dalam Abad 21”. Ia menjelaskan bahwa literasi sains bukan sekadar kemampuan memahami konsep ilmiah, tetapi mencakup kemampuan bernalar kritis, berkomunikasi ilmiah, serta mengambil keputusan berbasis data dan fakta. beliau juga memaparkan tantangan revolusi industri dan ancaman punahnya sejumlah profesi akibat otomasi yang menuntut siswa menjadi pribadi adaptif, kolaboratif, dan kreatif. Literasi sains menurutnya adalah salah satu jalan membangun pelajar yang mampu menghadapi masa depan dengan optimis dan terarah.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Dr. Deni Zein Tarsidi, S.Pd., M.Pd., yang membahas topik “Pembentukan Karakter Profil Pelajar Pancasila”. Materi menggarisbawahi pentingnya enam dimensi karakter yang harus dimiliki oleh Pelajar Pancasila, yakni: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Melalui berbagai contoh aksi nyata di sekolah seperti kampanye toleransi digital, audit sampah lingkungan, dan proyek eco-enzyme, Dr. Deni mengajak para siswa untuk menjadi agen perubahan, bukan hanya pengikut tren.
Setelah dua sesi materi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi interaktif dan sesi tanya jawab. Dalam sesi diskusi, Kayla mengajukan pertanyaan tentang cara memanfaatkan bonus demografi tahun 2025. Menanggapi hal ini, Dr. Bramastia, M.Pd., menekankan pentingnya kebijakan yang mampu mengelola potensi generasi muda secara optimal. Ia menyoroti perubahan paradigma ketenagakerjaan, khususnya terkait pengelolaan dana pensiun, serta pentingnya kemampuan finansial di usia produktif. Menurut Dr. Bramastia, M.Pd., bonus demografi dapat menjadi kekuatan besar jika dikelola dan didistribusikan dengan tepat.
“Kuncinya adalah menciptakan generasi yang mampu menghasilkan pendapatan tambahan dan berinovasi,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Deni Zein Tarsidi, S.Pd., M.Pd., menekankan pentingnya memiliki mimpi besar dan tekad untuk mencapainya. Ia mencontohkan kisah sukses Merry Riana sebagai bukti bahwa kerja keras dan kemampuan diri adalah kunci dalam menghadapi era bonus demografi.
Ketua OSIS SMAN 2 Sukoharjo, Abigail, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat seru dan menarik karena membuka pola pikir siswa untuk lebih peka terhadap kondisi remaja saat ini. Ia menilai kegiatan ini mendorong siswa memahami nilai-nilai Pancasila secara lebih mendalam serta melatih kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi berbagai isu. (ist/**)