BPJS Kesehatan Boyolali Gelar Monev Kapitasi Berbasis Kompetensi (KBK) Triwulan I Tahun 2024

Fokus Jateng-BOYOLALI,- BPJS Kesehatan Cabang Boyolali menggelar monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan Kapitasi Berbasis Kompetensi (KBK) Triwulan I 2024.

Diikuti Tim Monev KBK Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Boyolali serta Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Kesehatan Indonesia (PKFI) Boyolali.

Pada kegiatan tersebut, Kepala Bagian (Kabag) Penjaminan Manfaat dan Utilisasi BPJS Kesehatan Cabang Boyolali dr. Dina Anjayani, MPH, menyampaikan materi terkait capaian KBK di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Kabupaten Boyolali Triwulan I Tahun 2024.

Selanjutnya, Kepala Kantor BPJS Kesehatan Cabang Boyolali Deddy Febrianto menjelaskan pelaksanaan monev tersebut bertujuan untuk mencapai pemahaman yang sama atas program yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan. “Termasuk sarana membina kemitraan guna menunjang peningkatan mutu layanan fasilitas kesehatan di Boyolali.”

Dijelaskan, untuk fasilitas kesehatan dinilai berdasarkan pencapaian indikator yang diterapkan dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat. Mulai dari angka kontak, rasio rujukan non spesialistik (RRNS), Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT) hingga fasilitas kesehatan lainnya.

“Untuk tugas Tim Monev KBK yakni melakukan monitoring dan evaluasi atas pembayaran KBK. Termasuk memberikan rekomendasi atas pelaksanaan pembayaran KBK. Baik kepada FKTP, BPJS Kesehatan maupun dinkes,” jelas Deddy, Senin 06 Mei 2024.

Menurut Deddy, Tim Monev KBK juga memiliki tugas memberikan rekomendasi dan usulan perbaikan program. Begitu juga melaporkan progress kegiatan secara periodik sebagai bahan pelaporan ke kantor pusat. Termasuk melakukan pembinaan atas pelaksanaan pembayaran KBK.

Untuk di Kabupaten Boyolali terdapat 83 FKTP. Sedangkan untuk FKTP KBK terdapat 70 FKTP dan FKTP KBK dengan konsekuensi terdapat 35 FKTP. Untuk pencapaian Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBKP) selama Januari-Maret terdapat 12 puskesmas dengan capaian 100 persen.

“Pencapaian KBKP bulan Januari-Maret 2024 untuk FKTP klinik pertama di Kabupaten Boyolali terdapat enam faskes yang capaiannya 100 persen. Yakni Klinik Milla Husada, Klinik Pratama Surya Medika, Klinik Pratama Kebon Arum, Klinik Pratama Nayaka Husada 02, Klinik Pratama Firena Husada dan Klinik Pratama Miranti,” jelas Deddy.

Pada kesempatan itu, juga diterangkan terkait angka kontak (AK) yang merupakan indicator untuk mengetahui tingkat aksesbilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh peserta. Berdasarkan jumlah peserta JKN yang mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP per bulan tanpa memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta dalam satu bulan.

Adapun tempat kontak meliputi FKTP, jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Begitu juga posyandu, posbindu, poskesdes, posyandu lansia. Ditambah tempat kontak lainnya yang telah disepakati.

“Tim Monev KBK dapat melakukan sampling kesesuaian kontak berdasarkan dokumen pendukung. Terutama dalam pelaksanaan monitoring evaluasi pembayaran KBK,” tambah Deddy.

Sementara itu, untuk monitoring capaian angka kontak per jenis FKTP Triwulan I Tahun 2024 di Kabupaten Boyolali yakni puskemas rata-rata 156,64. Sedangkan untuk klinik pratama rata-rata capaian angka kontaknya 168,19. Kemudian untuk dokter pratek perorangan (DPP) untuk rata-rata capaian angka kontaknya 150,04.

Pada kesempatan itu, Ketua Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Kesehatan Indonesia (PKFI) Boyolali Surya Darmawan sempat menanyakan terkait dengan diagnosa rujukan dari FKTP dengan menggunakan kode Z, dikarenakan FKTP memasukan diagnosa sesuai dari rumah sakit. Ditambah tidak memiliki diagnosa sekundernya.

Hal tersebut langsung dijawab oleh BPJS Kesehatan Cabang Boyolali. FKTP diharapkan merujuk dengan kode diagnosa sesuai dengan penyakitnya, apabila FKTP akan merujuk dengan kode diagnosa Z maka dapat ditambahkan pada anamnesa. (ist)