ROADSHOW DUTA DESA DIGITAL KABUPATEN BOYOLALI (1)
BOYOLALI-FOKUSJATENG.COM-Pemerintah Desa (Pemdes) Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, berkomitmen penuh untuk menciptakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) go digital. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan awal berupa pelatihan digital marketing bagi para pelaku UMKM, Selasa 23 April 2024.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Tawangsari ini diikuti sedikitnya 50 orang. Mereka berangkat dari berbagai pelaku UMKM yang sudah memiliki produk makanan olahan. ”Di Desa Tawangsari masuk salah satu desa cerdas atau smart village yang merupakan program Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT),” terang Duta Desa Digital Kabupaten Boyolali Andi Sarjono, di sela pelatihan.
Program Desa Cerdas ini ada yang namanya Ruang Komunitas Digital Desa (RKDD). Maka pihaknya selaku duta digital desa mencoba mengajak para pelaku UMKM ini mengubah cara pandang mereka yang semula hanya memasarkan produk lokal dengan cara manual, ditambah dengan model pemasaran digital.
”Kami berharap para pelaku UMKM ini dapat memasarkan produknya secara luas. Tidak hanya di pasarkan tingkat lokal dengan cara manual, tapi juga bisa dijual dengan menggunakan sistem e-commerce atau melalui aplikasi online,” kata dia.
Menurut Andi, di Desa Tawangsari memiliki sumber daya manusia (SDM) yang cukup banyak untuk bisa mengembangkan produk-produk olahan lokal. Seperti halnya mengolah produk keripik singkong, keripik tempe, dan produk olahan keripik dengan bahan baku lainnya. Selain itu juga ada yang memproduksi makanan olahan yang layak untuk dijual melalui aplikasi online.
Produktivitas makanan olahan ini perlu ditopang dengan model pemasaran kekinian agar tidak tertinggal oleh perkembangan teknologi. Maka pihaknya menghadirkan narasumber yang dapat memberikan wawasan terkait model pemasaran melalui aplikasi online.
Kepala Desa Tawangsari Yayuk Tutiek Supriyanti menyambut baik inisiasi dari Duta Digital Desa Kemendes PDTT. Menurut dia, pelatihan digital di sektor pemasaran ini yang ditunggu-tunggu oleh para pelaku UMKM. Hal ini mengingat selama ini para pelaku UMKM masih menggunakan cara manual dalam pemasaran produk.
”Saya berharap para pelaku UMKM dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Mereka bisa memasarkan produk dengan cara aplikasi online. Karena sudah tersedia banyak aplikasi yang membantu mempermudah penjualan,” paparnya.
Pihaknya pun menyambut baik inisiasi dari Duta Digital Desa yang sudah menggelar pelatihan pemasaran produk secara online. Diakuinya para pelaku UMKM masih terkendala penguasaan teknologi aplikasi. Meski demikian, mereka dapat memanafaatkan penjualan dengan cara online ini selama mau belajar.
Sementara itu, Gunawan, narasumber yang dihadirkan dalam pelatihan digital marketing menjelaskan bahwa untuk bisa memasarkan produk tidak cukup belajar sekali atau dua kali. Karena dalam pemanfaatan aplikasi ini untuk bisa memasarkan produknya, para pelaku UMKM perlu belajar secara kontinyu.
”Seorang user atau pengguna aplikasi pemasaran online pertama harus melek teknologi. Kemudian mempelajari data dan informasi yang digunakan dalam sebuah aplikasi pemasaran. Karena di sebuah aplikasi ada ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh penyedia aplikasi dan harus dipahami bersama,” terangnya.
Para pelaku UMKM yang sudah menggunakan aplikasi dalam pemasaran produknya, bisa menjaga stok. Selain itu juga harus bisa menjaga kualitas produknya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi melimpahnya permintaan dari konsumen.
”Karena kalau sudah menggunakan aplikasi, produk UMKM ini bisa dilihat oleh calon konsumen secara publik. Jika diminati, maka permintaan produknya bisa meledak. Maka kontinyuitas dan kualitas produksi harus dijaga tetap aman,” papar dia. (*)