Fokus Jateng- BOYOLALI,- Momen ngabuburit sudah menjadi tradisi bagi yang sedang melaksanakan ibadah puasa. Mereka pun memanfaatkan momen banyaknya penjual dadakan ini untuk ngabuburit menjelang buka puasa.
Seperti yang terjadi di Boyolali, tempat ngabuburit yang terkenal terletak di Jalan Merbabu, persisnya di sebelah barat Simpang Siaga Arjuna Wijaya atau sebelah timur Pendopo Rumah Dinas Bupati Boyolali. Posisinya juga berdekatan dengan Pendopo dan bersebelahan dengan Masjid Agung. Sehingga masyarakat tidak kebingungan pergi terlalu jauh untuk menunaikan salat di masjid.
Puluhan pedagang dari berbagai jenis makanan berjejer menjajakan dagangannya, mulai dari aneka kolak, es kelapa muda, sakoteng, sosis bakar, siomay dan masih banyak kuliner lainya. Makanan khas Boyolali yaitu bubur tumpang komplit juga ada di tempat ngabuburit ini, dengan harga yang sangat terjangkau. Mereka buka dasar dagangan mulai pukul 15.00 hingga pukul 18.45. WIB, “ Ya setiap bulan puasa jualan disini, kalau hari biasa jualan di depan rumah,” kata Darmin penjual es buah dan gorengan. Senin 18 Maret 2024.
Hanya saja puasa tahun ini, kata Darmin terhitung sepi. Dia merasakan dagangan tidak selaris tahun lalu. Meski banyak masyarakat lalu lalang, namun yang mampir ke lapaknya hanya sedikit saja.
“Belum lagi kalau cuaca mendung atau hujan, lebih sepi lagi. Pasti kami merugi.”
Dia menduga sepinya pembeli karena kondisi ekonomi saat ini masih sulit. “Sekarang ini cari uang susah. Selain itu, harga barang- barang juga naik sehingga nilai uang merosot. Sehingga masyarakat lebih mengutamankan pemenuhan kebutuhan pokok, utamanya sembako.”
Pedagang lainnya, Enny yang menjual aneka snak juga mengakui kondisi sekarang ini lebih sepi dibandingkan tahun lalu. Dagangannya juga sering tidak habis terjual. Beruntung, dia tidak memasak sendiri.
“Dagangan di tempat saya ini adalah titipan dari orang lain. Nanti yang dibayar hanya yang laku saja. Yang tidak laku, dikembalikan.”
Dia menduga, selain kondisi ekonomi secara umum, kurang larisnya dagangan juga karena cuaca yang tidak menentu. Saat sore hari sering turun hujan sehingga masyarakat enggan keluar untuk mencari takjil untuk buka puasa.
“Mungkin juga karena di tempat lain juga sudah banyak pedagang seperti.”
Menurut Eko, warga Banaran Boyolali Kota, dirinya memilih membeli makanan buka puasa di tempat tersebut. “Ya, kebetulan dekat rumah dan pilihannya banyak. Memang, saya melihat kondisi saat ini tak seramai tahun lalu.” (**)