Tantangan Guru IPA di Era Kurikulum Merdeka jadi Bahasan Webinar UNS

Fokus Jateng- SOLO, -Tantangan Guru IPA di Era Kurikulum Merdeka, menjadi tema Webinar Series #2 Program Studi S2 Pendidikan Sains Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, pada Sabtu 09 Maret 2024. Webinar ini diikuti antusias banyak peserta.

Dalam sambutannya, Kepala Program Studi S2 Pendidikan Sains, Dr. Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D menyampaikan webinar sebagai kegiatan positif yang mereferensikan kebijakan Kurikulum Merdeka bagi guru IPA. Apalagi narasumber Prihantomo, S.Pd., M.Pd. yang saat ini menjabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen adalah alumni Program Studi S2 Pendidikan Sains, sehingga sangat paham kebijakannya mulai dari tataran konsep hingga implementasinya.

Dengan dipandu moderator Dr. Bramastia, M.Pd yang juga dosen S2 Pendidikan Sains FKIP UNS, acara Webinar Series #2 dengan tema “Tantangan Guru IPA di Era Kurikulum Merdeka” berlangsung baik. Mengingat, peserta mendapatkan tambahan ilmu, relasi, dan sertifikat.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen bahwa Tantangan Guru IPA di Era Kurikulum Merdeka memang tidak mudah. Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. “Sehingga ketika karakteristik kurikulum Merdeka dan karakteristik Pelajaran IPA sudah sejalan dengan baik, maka guru yang seharusnya mengambil peran,” terang Prihantomo.

Dikemukakan, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan bagi guru. Pertama, guru harus mengenali potensi dirinya. Terkadang guru tidak menyadari potensi yang ada pada dirinya yang dapat diaplikasikan dalam proses belajar mengajar. Kedua, Menumbuhkan kepercayaan diri. Menumbuhkan rasa bangga pada profesi Guru dan memproklamirkan diri sebagai guru profesional akan memberikan imbas positif dalam kinerja.

“Ketiga, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi guru. Berkomunikasi dengan generasi yang berbeda tentu memerlukan ketrampilan tersendiri, cara berkomunkasi ketika guru masih sekolah tentu sudah bisa lagi sepenuhnya diterapkan saat ini,” terang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen.

Keempat, Professional Knowledge. Dimana belajar menjadi kebutuhan seorang guru karena pengetahuan akan terus berkembang dan beberapa contoh pada pembelajaran IPA seakan menjadi contoh abadi. Kelima, meningkatkan kemampuan memanfaatkan IT. Keenam, Mau bekerja ekstra dan kreatif. Ketujuh, memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah. Kedelapan, melaksanakan SOP, dimana SOP seorang guru adalah perangkat pembelajaran, Capaian Pebelajaran dan RPP.

“Terakhir, yakni Interest Teacher, dimana Sabar, Humoris, Positif Thingking, Kreatif harus dimiliki para guru,” ujar Prihantomo, S.Pd., M.Pd menutup paparan yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. (ist/**)