FOKUS JATENG -BOYOLALI- Dampak kekeringan musim kemarau di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah memantik kepedulian berbagai pihak untuk membantu air bersih kepada warga masyarakat di sejumlah desa.
Hingga saat ini tercatat ada ratusan kepala keluarga yang tersebar di 26 desa di tujuh Kecamatan terancam krisis air bersih.
Berupaya mengantisipasi ancaman tersebut, Kodim 0724 Boyolali menyalurkan bantuan air bersih ke wilayah terdampak. Bantuan air bersih dari kodim tersebut akan diserahkan dari awal sampai akhir September mendatang.
“Setiap hari, dua tangki air bersih akan disalurkan ke daerah terdampak.Bantuan ini sesuai program kodim, tiada hari tanpa air bersih,” kata Dandim 0724 Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Wiwoho, disela kegiatan dropping air di Makodim 0724, Senin 4 September 2023.
Sebagai wujud sinergitas dengan Pemkab Boyolali. Pada dropping air perdana ini, kodim menyiapkan tiga tangki. Masing-masing tangki berisi 5.000 liter. Bantuan menyasar tiga desa di Kecamatan Juwangi, yakni Desa Pringjowo, Grobogan dan Jatiwangi.
“Dengan begitu kami menindaklanjuti dan berperan aktif, (Bantuan dropping,Red) menyasar tujuh kecamatan, seperti Juwangi, Wonosegoro, Wonosamudro, Andong, Kemusu, Musuk dan Selo,” katanya.
Dari tujuh kecamatan itu, akan menyebar ke 26 desa terdampak kekeringan. Masing-masing kecamatan diambil tiga sampai lima desa. Dropping air akan dilakukan setiap hari. Terhitung awal sampai akhir September. Dropping air akan dilakukan setiap hari.
“Kamu juga mengerahkan petugas, dari koramil dan babinsa serta kades wilayah terkait. Agar bantuan tepat sasaran dan dirasakan masyarakat. Dropping air akan berlanjut jika kemarau masih dirasakan hingga Oktober.”
Sementara itu, sesuai prediksi BMKG, puncak kemarau akan berlangsung hingga akhir September mendatang. Terkait hal tersebut, Dandim mengimbau warga agar lebih menghemat air serta memanfaatkan potensi sumber air yang ada. (**)