Kemarau Datang, Jembatan Terendam di WKO Muncul Lagi

Warga melintas di jembatan Klewor, Kemusu yang terendam (doc/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Musim kemarau sudah menunjukkan dampaknya di berbagai wilayah di Jawa Tengah. Demikian halnya, di wilayah Klewor, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Kawasan Waduk Kedungombo yang semula masuk kawasan genangan pun berubah menjadi daratan.
Menurut sejumlah warga, air Waduk Kedungombo di kawasan itu sudah menyusut sejak satu bulan terakhir. Musim kemarau yang lebih panjang membuat volume air waduk lebih cepat surut. “Sudah sebulan air waduk ini surut,” kata seorang warga.
Uniknya, dengan surutnya air Waduk Kedungombo di Klewor ini, selain areal pertanian juga kembali tampaknya jembatan dan makam warga. Bahkan makam warga yang biasanya tenggelam air, kini tampak lagi, dan saking lamanya musim kemarau, makam juga sudah tertutup alang-alang.
Hanya saja, jembatan tinggal badan jembatan saja. Sedangkan pagar jembatan sudah hancur. Selain itu, badan jembatan dan sisa jalan aspal di kedua sisi jalan juga sudah rusak. Bahkan tertutup lumpur. Warga setempat menyebutnya, jembatan Sarean, kini dimanfaatkan untuk lalu lintas warga pergi ke ladang, badan jembatan juga menjadi tempat favorit pemancing atau menjaring. Jembatan yang semula jadi penghubung antardesa ini sudah ditenggelamkan air waduk sejak beroperasinya waduk sekitar tahun 1991.
“Biasanya jembatan itu tenggelam, tetapi setiap musim kemarau, jembatan itu terlihat lagi. Setelah lumpurnya kering. Warga pun memanfaatkan untuk pergi mencari ikan atau ke ladang. Kalau naik motor ya harus hati- hati agar tidak selip,” ujarnya.
Surutnya volume air Waduk Kedungombo, ternyata juga menjadi rezeki tersendiri bagi para nelayan setempat. Mereka yang biasa menangkap ikan di waduk mengaku saat kemarau ini justru tangkapan ikannya lebih banyak, dan lebih mudah menangkap dengan perangkap jalanya.
“Makam warga yang terletak tak jauh dari jembatan Klewor juga terlihat. Akan tetapi, makam itu sudah tidak digunakan untuk memakamkan warga. Kondisi makam juga sudah dipenuhi perdu dan tanaman liar,” imbuh Sarono warga lain.
Dia mengatakan, setelah ada proyek Waduk Kedungombo, maka jembatan tak difungsikan. Karena, jembatan dan jalan penghubung sering terendam air waduk. Apalagi kemudian pemerintah membangun jembatan dan jalan baru untuk lalu lintas warga. Jembatan baru tersebut menghubungkan kota Kecamatan Kemusu ke pasar, jalan dan jembatan itu juga penghubung ke wilayah Kecamatan Juwangi.
“Jembatan baru itu memang dibangun semasa pemerintahan Presiden Gus Dur. Namun kemudian diselesaikan dan diresmikan semasa Presiden Megawati. “ (ist)