FOKUS JATENG -BOYOLALI-Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali menjaga ketat arus lalu lintas ternak asal Kabupaten Gunungkidul. Bahkan Disnakan akan mengeluarkan surat edaran bagi para pedagang sapi. Pedagang sapi di Boyolali untuk sementara tak membeli atau mendatangkan sapi dari daerah Gunung Kidul.
Langkah itu sebagai upaya mengantisipasi temuan kasus antraks di kawasan tersebut.
” Surat edaran sedang dipersiapkan ini, intinya itu mengajak masyarakat untuk bekerja sama dengan pemerintah. Untuk sementara kita pelarangan. Ga boleh ambil (sapi, kambing, domba) dari Gunung Kidul,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Disnakkan Boyolali, Afiyani Rifdania, Jumat 7 Juli 2023.
Dijelaskan, kendati sejauh ini di daerah itu belum ada temuan kasus antraks. Namun, pengawasan dan tindakan preventif tetap dilakukan. Dengan demikian, selain melarang mendatangkan sapi dari Gunung Kidul, pihaknya juga memperketat pemantauan arus lalu lintas hewan sapi, kambing dan domba dari Kabupaten Wonogiri dan Pacitan.
“Kami juga rutin melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para pedagang dari luar Boyolali,” katanya.
Dikemukakan, meski sejak 2011 lalu sampai saat ini kasus antraks ini tak mencul lagi. Namun pihaknya tetap melakukan pemantauan ketat di wilayah yang dulu pernah ditemukan kasus tersebut.
“Kita lakukan langkah-langkah preventif, setiap tahun rutin mengambil sampel tanah di tempat penguburan hewan di daerah endemis anthraks, antara lain di Kecamatan Simo, Andong, Klego, Selo dan Kecamatan Ampel. Setelah di ambil dan diuji sampelnya, dan hasilnya aman (dari antraks),” tambahnya.
Upaya lain dilakukan dengan cara melakukan vaksinasi antraks terhadap ternak sapi dan kambing, serta vaksinasi dilakukan secara gratis. Disnakkan, lanjut dia, juga menyediakan dana khusus pengganti hewan ternak yang mati mendadak, utamanya ternak kambing dan sapi.
“Ya, tujuannya agar ternak yang diduga mati akibat antraks tersebut tidak dijual. Sebab, sangat membahayakan. Selain bisa menular ke hewan lain, juga bisa menular kepada manusia.” (*)