FOKUS JATENG-BOYOLALI- Sebuah masjid tampak berdiri kokoh, meski semua bangunan disekitarnya rata dengan tanah, akibat gusuran proyek jalan tol Solo -Jogja.
Namanya Masjid Al Fatakh, berada di RT 001 RW 001 Rejoso, Desa Sambon, Banyudono, sejak pertengahan 2022 sampai sekarang masih dimanfaatkan untuk beribadah. Seperti masjid lainnya, di masjid ini juga masih disediakan mukena dan sarung, lengkap dengan padasan tempat berwudlu.
“Ya sampai sekarang masih dimanfaatkan untuk sholat lima waktu dan jumatan,” kata Jumiyati (52) pemilik warung tak jauh dari masjid Al Fatakh, pada Rabu 18Januari 2023.
Sedangkan jamaahnya, lanjut Jumiyati, berasal dari dukuh sebelah dan para pekerja proyek tol tersebut.
“Tiap waktu salat juga ada yang azan, kadang suami saya, kadang pekerja proyek. Jamaahnya dari RT 2 dan 3 Dusun Rejosari,” ungkapnya.
Awalnya, masjid ini juga diakses warga Jetis, Sambon; Dusun/Desa Jembungan; dan Dusun Karanganyar, Desa Guwokajen, Sawit. Meski akses menuju masjid rusak parah, masjid ini masih difungsikan dengan baik. Hal itu dikarenakan tak ada masjid lain di desa yang bisa diakses warga. Mau tak mau, warga tetap memberdayakan masjid ini.
“Saya dulu tinggal di timur masjid persis tapi saya pindah Kemasan, Sawit. Beruntung masih bisa jualan di sini, masih ada masjid juga. Jadi bisa salat di masjid,” katanya.
Karena berada di tengah-tengah lingkaran interchange untuk akses jalan Tol Solo-Jogja, kebersihan masjid ini pun kurang terjaga, selain lantai yang berdebu, tempat wudlu juga dipenuhi tanah. Kondisi ini cukup membuat warga sekitar prihatin. Mereka berharap segera dibangun masjid di lokasi yang baru.
Marwoto (62) tokoh masyarakat Rejoso mengatakan pihaknya sudah menyediakan lahan untuk tanah wakaf pengganti. Bahkan beberapa kali, perwakilan dari Kemenag Boyolali sudah mengecek lokasi pengganti. Namun, pengecekan ulang masih harus menunggu Badan Wakaf Indonesia (BWI) provinsi.
“Kami harap masjid segera di bangun. Karena lokasinya sudah tak memenuhi syarat untuk ibadah. Jadi ini nanti tukar guling. Tanah barunya, juga atas nama pewakaf Masjid Al Fatakh itu. Nanti, pihak tol yang akan membangunkan,” katanya.
Diakuinya, masjid masih dihidupi warga dengan memberikan penerangan secara swadaya. Akan tetapi, perawatan masjid tidak bisa setiap hari. Sulitnya akses dan kondisi kepungan proyek. Otomatis masjid dipenuhi debu dan lainnya sejak proyek berjalan.
“Masalahnya kita minta sudah lama, hanya birokrasinya agak lama. Padahal sebentar lagi sudah mulai sholat tarawih,” (*)
Masjid Al Fatakh, Masih Berdiri di Tengah Proyek Jalan Tol Solo-Jogja
