BOYOLALI-Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Boyolali menggelar focus group discussion (FGD) di Kedai Padmo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Sabtu 10 Desember 2022. Acara tersebut digelar untuk penghimpunan gagasan dari peserta diskusi sebagai bahan perumusan program kerja lima tahun ke depan.
Peserta yang diundang adalah perwakilan majelis wakil cabang (MWC) NU se-Kabupaten Boyolali, ketua lembaga, banom, tokoh NU, tokoh politik berlatar belakang NU dan lain sebagainya. “Acara ini digelar sebagai bentuk diskusi menyatukan persepsi sebelum konfercab (konferensi cabang, Red),” terang Katib Syuriyah PCNU Boyolali KH. Joko Parwoto, ST. Al-Hafidz.
Direncakan konfercab PCNU Boyolali digelar pada Sabtu 18 Desember 2022 mendatang. Selain momen pemilihan ketua tanfidhiyah dan pengurus lainnya, konfercab juga sebagai momen menuangkan ide/gagasan yang akan disusun menjadi program kerja periode berikutnya.
”NU ke depan di era disrupsi harus bisa menyesuaikan perkembangan zaman. Era digital tidak bisa ditolak lagi. NU harus bisa menyesuaikan,” tandas Panitia SC Konfercab PCNU Boyolali, ini.
Pendiri KPNU Indonesia ini melanjutkan, struktur kepengurusan NU di lembaga-lembaga harus menyesuaikan program-programnya yang berkaitan dengan perkembangan zaman. Begitu juga dengan banom-banom, seperti GP Ansor, Muslimat, Fatayat dan lain sebagainya. “Saatnya bersama-sama saling koordinasi untuk kemajuan NU Boyolali ke depan,” tegasnya.
Setelah pengantar dari Kiai Joko, peserta diskusi diberi waktu untuk menyampaikan gagasan atau masukan kepada panitia konfercab. Mereka menyampaikan tantangan, kelemahan, dan kekuatan NU Boyolali yang kemudian akan dirumuskan menjadi program kerja.
Di akhir sesi diskusi, Ketua Tanfidhiyah PCNU Boyolali Drs. H. Masruri mengajak kepada pengurus NU mulai cabang sampai ranting untuk mengikuti konfercab sebaik-baiknya. Karena sesuai dengan AD-ART baru, pengurus ranting juga memiliki hak suara. “Tentunya FGD ini menjadi ruang sosialisasi sebelum konfercab digelar,” terangnya.
Pihaknya menyatakan bahwa lembaga-lembaga yang ada di kepengurusannya ada yang aktif dan tidak aktif. Hal ini dikarenakan berbagai kendala. Maka menjadi bahan evaluasi untuk kepengurusan berikutnya dalam menyusun pengurus dan program-program yang akan dijalankan. “Pemilihan pengurus menjadi hak peserta konfercab,” katanya. (Gun)