Hari Pangan Sedunia ke-42, Bukukan Aneka Rasa Kuliner Lokal

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Hari Pangan Sedunia menjadi momentum untuk membukukan potensi aneka rasa kuliner tradisional di wilayah Boyolali.
“Karena Boyolali memiliki potensi kuliner tradisional beraneka ragam. Berbahan dasar lokal, berbagai makanan tradisional di lereng Merapi-Merbabu dan Boyolali Utara. Ada yang berbentuk kudapan, adapula yang menjadi alternatif makanan pokok. Bayangkan jika ada 100 resep makanan tradisional, tentu sudah 100 halaman dan layak menjadi sebuah buku. Sehingga resep- resep masakan ini bisa dibaca dan disebarluaskan kepada masyarakat , ” kata Bupati Boyolali, M. Said Hidayat saat membuka peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-42 di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan (DKP) setempat, Senin- Selasa 21- 22 November 2022.
Adapun kegiatan antara lain, bazar pangan murah seperti sembako dan beragam jenis sayur dan buah- buahan. Kemudian festival makanan tradisional dari 22 kecamatan se- Boyolali serta lomba kreasi makanan olahan susu dan lomba video makanan tradisional.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati dan Wakil Bupati Boyolali, M Said Hidayat dan Wahyu Irawan; Ketua DPRD Marsono dan jajaran terkait lainnya. Bahkan, Bupati dan Wabup serta ketua DPRD turut mengajak masyarakat untuk gemar minum susu.
“Kan Boyolali sebagai Kota Susu terkenal dengan ternak sapi perah dan hasil susu sapinya,” kata Bupati.
Bupati juga mendorong agar kreasi makanan tradisional Boyolali bisa dibukukan. Bupati merasa bangga karena beragam makanan olahan resep tradisional masih disukai warga. Ada olahan ikan bakar, ikan asap dan beragam olahan ikan lainnya. Kemudian ada olahan kripik pare, kripik bayam dan olahan makanan lainnya.
“Singkong juga bisa diolah menjadi tapai yang lezat. Bahkan, tape pun bisa diolah lagi menjadi beragam makanan yang mampu menggugah selera,” ujarnya.
Said menambahkan, pengembangan wisata tak hanya menampilkan keindahan alam saja. Namun, Boyolali memiliki muatan lokal dari segi kuliner lokal. Pembukuan ini diharapkan bisa menambah khazanah bagi generasi muda. Utamanya dalam mengenal, melestarikan bahkan pengolahan makanan lokal.
“Beberapa hasil sudah ada. Artinya setiap kecamatan, setiap desa ini bisa dimunculkan. Kemarin yang sudah masuk ada 120 makanan tradisional. Sehingga apa yang kita tampilkan apa kekayaan lokal kita. Buku Boyolali Kaya Rasa ini dilaunching 2023 bersumber dari kekayaan lokal Boyolali.” (*)