Hari Pertama Buka, Pasar Hewan Jelok Boyolali Dijaga Ketat

petugas dari Disnakkan Boyolali langsung memeriksa kondisi kesehatan sapi yang masuk Pasar Hewan Jelok Boyolali (yull/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI – Dioperasikannya kembali Pasar Hewan Jelok, Cepogo, diharapkan dapat membawa angin segar bagi pedagang ternak, pakan, peternak sapi hingga blantik. Namun tidak semua dapat menikmatinya.
Di hari pertama, Senin 29 Agustus 2022, Banyak pedagang sapi terpaksa diputar balik petugas gabungan saat akan memasuki Pasar Hewan Jelok, Boyolali. Tindakan tegas itu dilakukan, mengingat pembukaan pasar hewan Jelok ini masih dalam uji coba.
“Karena selama masa uji coba pembukaan pasar ini, hanya pedagang lokal Boyolali saja yang diperbolehkan masuk. Jadi yang dari luar daerah langsung dipulangkan. Meskipun hanya dari kecamatan Kaliwungu yang merupakan tetangga Boyolali, tetap dipulangkan,” kata Harianto salah satu pedagang ternak saat ditemui dilokasi.
Puluhan petugas baik dari Satpol PP, TNI/Polri dan dari Pemkab Boyolali berjaga-jaga mulai dari jalan masuk pasar hingga di parkiran pasar. Sebelum masuk ke kawasan pasar, petugas menghentikan kendaraan. Pedagang kemudian diminta menunjukkan KTP kepada petugas. Jika alamat yang tertera pada KTP dari Boyolali, kendaraan dipersilahkan masuk ke pasar. Namun, jika alamat yang tertera bukan dari Boyolali, petugas langsung meminta putar balik.
Bagi pedagang yang lolos pemeriksaan alamat, sebelum masuk ke pasar terlebih dahulu petugas dari PMI Boyolali menyemprotkan cairan disinfektan menyeluruh baik sapi maupun kendaraan pengangkutnya. Penyemprotan ini pun dilakukan dua kali, yakni dari samping oleh petugas dan dari atas melalui pipa air yang dibentangkan di pintu masuk. Selanjutnya, sapi-sapi tersebut harus diturunkan melalui diatas bak penampungan air. Begitu sapi turun dari kendaraan, kakinya langsung terbenam ke dalam cairan disinfektan.
Pemeriksaan ketat petugas gabungan tak sampai disitu saja, setelah melewati genangan cairan disinfektan ini, petugas dari Disnakkan Boyolali langsung memeriksa kondisi kesehatan sapi.
Setelah mengamati sapi tersebut, petugas kemudian membuka mulut sapi. Pemeriksaan sapi ini pun sangat ketat. Sapi-sapi yang memiliki gejala klinis PMK diminta langsung balik. Beberapa sapi yang tak lolos pemeriksaan ini pun langsung diminta dibawa pulang.
Kepala UPT Pasar Hewan Boyolali, Sapto Hadi Darmono menyebut jika tak akan memberikan toleransi sedikitpun bagi pedagang.
” Kalau yang bukan dari Boyolali tidak boleh masuk. Begitu juga dengan kondisi sapi. Ada gejala sedikit saja juga langsung diminta kembali,” katanya.
Dia menyebut karena masih uji coba, penurunan potensi sapi yang masuk jelas berkurang banyak.
Karena hanya pedagang dari Boyolali saja, maka pengurangan jumlah sapi yang masuk mencapai lebih dari 40 persen.
” Sampai jam 09.20 WIB tadi, sapi yang masuk baru sekitar 140an ekor sapi. Biasanya bisa lebih dari 200an ekor,” katanya.
Sebelumnya, Ketua DPRD, Marsono juga menyampaikan ada 1.500 pedagang yang menggantungkan hidup di Pasar Sapi Jelok. Ditambah lagi, perputaran uang di pasar ini paling besar dibanding pasar-pasar hewan lainnya. Dia meminta perputaran uang pada jual beli hewan ternak hanya dilokal Boyolali. Termasuk hewan ternak yang masuk hanya untuk lokal saja dan tidak boleh dari luar daerah.
“Kita fokuskan hanya untuk ternak lokal saja dulu, agar nanti kita bisa evaluasi. Dan doa kita ketika perkembangan semakin baik kedepan, maka evaluasi yang berjalan, penerapan SOP yang berlaku di Pasar Hewan Jelok nantinya berjalan baik. Tidak menutup kemungkinan, nanti kita lakukan ujicoba disatu titik pasar lagi. Tapi nanti akan lakukan dulu evaluasi di Pasar Hewan Jelok ini, yang penting dijalankan dulu dan taat. Jangan seenaknya dulu. Selain itu, obat dan vaksin (PMK) juga siap,” tegasnya. (*)