Ada Apa, Wamenkes Ke Boyolali

wamenkes

Wakil Menteri Kesehatan (Wakemenkes) RI Dante Saksono Harbuwono (pegang mic)lakukan pengecekan layanan kesehahatan di RS Pandaarang (RSPA) Boyolali (/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Wakil Menteri Kesehatan (Wakemenkes) RI Dante Saksono Harbuwono mengapresiasi layanan kesehatan di Boyolali. Diantaranya vaksinasi mencapai 82 persen. Serta mampu menekan angka paparan dengan bed occupancy rate (BOR) 0 persen.
“Kami apresiasi kemajuan masyarakat Boyolali dalam kesadaran kesehatan. Namun, ada tiga hal urgen yang yang harus kita lakukan, yakni dalam mengatasi pandemi dalam waktu sesingkat-singkatnya, menuntaskan vaksinasi secepatnya, dan transformasi dibidang kesehatan,” jelasnya pada wartawan di Pendopo Ageng. Jumat (10/12/2021).
Pada kesempatan itu, Wakemenkes RI juga menengok protokol kesehatan (Prokes) yang diterapkan di SDN 9 Boyolali. Dilanjutkan dengan pengecekan layanan kesehahatan di RS Pandaarang (RSPA) serta melihat Desa Germas, layanan posyandu, posbindu dan Puskesmas Andong. Banyak sektor yang menjadi perhatian Dante dalam kunjungan ini.
Ia menegaskan, dalam transformasi kesehatan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Seperti peningkatan pelayanan kesehatan primer dalam hal ini puskesmas. Mengingat puskesmas bersinggungan langsung dengan masyarakat. Melalui upaya preventif dan promotif diharapkan segala program yang berjalan dapat dilakukan dengan baik.
“Salah satu program transfirmasi kesehatan adalah layanan kesehatan primer (Puskesmas,red). Meski ada pandemi layanan kesehatan, imunisasi, survilans harus tetap berjalan. Maka itu tanggungjawabnya di layanan kesehatan primer atau puskesmas. Maka kita akan bekali puskesmas dengan faskes yang lebih mumpuni salah satunya alat USG. Karena angka kematian ibu masih tinggi. Sehingga diharapkan ada deteksi dini bagi ibu hamil,” katanya.
Selain menangani pandemi covid-19, penuntasan angka anak stanting dan kematian ibu menjadi perhatian pemerintah. Dia berharap melalui germas, kesadaran menjaga kesehatan bisa dilakukan hingga lapisan terkecil.
Adapun di SDN 9 Boyolali, Wamenkes menilai peran siswa dalam hidup sehat dan sudah teratur.

“Saya tanya tadi, siswa lebih menyukai PTM, tapi prokes tetap dijalankan. Misal dengan kapasitas 50 persen dengan 3 jam pelajaran,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan mengatakan, upaya pencegahan paparan covid-19 telah dilakukan disemua sektor. Salah satunya dengan berbagai kebijakan pemkab, penekanan prokes ketat serta geber vaksinasi. Hal tersebut terbukti dengan penurunan angka positif aktif per 9 Desember hanya 3 kasus.
“Beberapa minggu terakhir angka paparan turun, junlah kasus aktif tinggal tiga orang, dan BOR 0 persen. Cakupan vaksinasi per 9 Desember sebesar 82 persen dengan capaian vaksin lansia 72 persen. Mengacu data tersebut kita sudah memenuhu kriteria PPKM level 1 dengan skor IKM 2,45,” katanya.
Selain itu, untuk angka stanting juga mampu ditekan menjadi 8 persen pada tahun ini. Upaya preventif lainnya dengan peningkatkan kesehatan melalui germas. Ada 15 kampung germas yang menjadi pelopor hidup sehat di Boyolali. Hal tersebut membuat pemkab memboyong berbagai penghargaan dibidang kesehatan, salah satunya Swasti Saba Padapa.