Di Pasar Tradisional Ini, Uang Tunai Tidak Laku

pasar ngatpaingan

Di Pasar Ngatpaingan, Dukuh Daengan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, pengunjung harus menukar uang tunai dengan benggol agar dapat digunakan berbelanja di pasar ini (foto/istw) (/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG- BOYOLALI- Uang tunai ‘tidak laku’ di Pasar Ngatpaingan, Dukuh Daengan, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo. Destinasi wisata ini menawarkan suasana pasar tradisional tempo dulu.
Pengelola Pasar Ngatpaingan menggunakan alat transaksi khusus diberi nama benggol, berupa potongan kayu lapis berukuran sekitar 2×3 sentimeter yang distampel.
Di Pasar yang hanya buka selapan (sebulan penanggalan Jawa) ini, pengunjung terlebih dahulu menukar uang tunai dengan kepeng agar dapat digunakan berbelanja di pasar ini. Untuk satu keping benggol, sama dengan uang Rp 5 ribu.
“Tujuan dibukanya Pasar Ngatpaingan ini adalah pemberdayaan pemuda. Kami melihat pasar wisata menjadi potensi di Dukuh Daengan, Desa Gedangan,” kata Perintis Pasar Ngatpaingan, Suparno. Minggu (7/11/2021).
Dia mengaku tak mudah untuk merintis pasar Ngatpaingan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Dukuh Dangean ini. Pada saat awal merintis itu, hanya 3-5 warga saja yang mau berjualan di pasar Ngatpaingan ini. Hingga akhirnya setelah lima kali gelaran, banyak warga masyarakat yang mulai sadar dan ingin maju bersama.
“ Kita telaten. Hingga akhirnya sudah 95 persen warga sadar desa wisata dan sudah ada puluhan kios,” kata Suparno menambahkan, saat ini satu kali gelaran pasar Ngatpaingan ini transaksinya mencapai lebih dari Rp 27 juta.
Selain unik karena tidak menggunakan uang tunai dalam transaksi, Pasar Pereng Kali menawarkan jajanan tradisional yang mulai jarang ditemui di pasar seperti centhil, ciwel, soto bathok, dan serabi.
Nuansa tradisional sangat terasa, stan-stan yang ada berdinding bambu dan beratap jerami. Sambil menyantap jajanan tradisional, pengunjung dapat menikmati suasana pasar yang asri di kawasan lereng Merapi.
Parni, salah satu pedagang aneka jajanan tradisional mengaku tak menerima uang rupiah.
Jika melanggar, tetap menerima pembayaran uang rupiah sanksi tak boleh jualan bakal dia terima.
” Tidak boleh pakai uang rupiah. Harus uang benggol dan hanya buka hingga pukul 12. 00 WIB, ” ujarnya.
Rani, salah seorang pengunjung mengaku keunikan pasar ini menarik banyak wisatawan.
Selain itu, banyaknya makanan tradisional bisa mengobati rasa rindunya terhadap makanan jaman dulu itu.
” Pasar ini lumayan bisa menghibur. Sekian lama di rumah dan aktivitas terbatas,”
“ Pasar ini hanya buka hingga pukul 12. 00 WIB. Cukup lumayan banyak,” ujarnya.
Pasar Ngatpaingan ini berada tak jauh dari Candi Lawang, maupun obyek wisata religi Pesanggrahan Pracimoharjo Cepogo sehingga cukup mudah dijangkau baik sepeda motor atau mobil.