Warga Di Boyolali Keluhkan Harga Minyak Goreng Terus Melambung

harga minyak goreng

Harga minyak goreng terus melambung, produsen kerupuk terpaksa kurangi jumlah produksi (/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Harga minyak goreng curah di Boyolali semakin merangkak naik pada tahun ini. Minyak goreng yang semula berkisar antara Rp 15-17,5 ribu perkilogram itu, saat ini sudah mencapai Rp 18, 5 ribu perkilogramnya.
Retno salah satu pedagang besar sembako di pasar Boyolali kota menyebut harga Minya goreng mengalami fluktuatif. Minyak goreng curah yang pernah menyentuh harga Rp 10-11 ribu perkilogram itu, saat ini sudah tembus Rp 18,5 ribu perkilogram. Rabu (27/20/2021).
“Ya tahun ini, harga minyak goreng semakin melambung. Tidak tau kenapa,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Widodo( 55) perajin kerupuk Dukuh Jatirejo, Kopen, Teras yang menyebut kenaikan yang semakin merangkak ini terjadi sejak Januari.
Menurutnya, sejak dia mendirikan usaha kerupuk 20 tahun lalu, kenaikan tertinggi terjadi pada satu pekan ini. Padahal sekali menggoreng, kebutuhan minyak mencapai 50-100 kilogram. Sehingga untuk satu kuintal kerupuk membutuhkan 34 perkilogram minyak untuk menggoreng.
“Biasanya harga minyak goreng berkisar Rp 8 -Rp 10 ribu perkilogram. Sekarang tambah mencekik, naik sampai Rp 18 ribu perkilogram. Tidak ada tindakan dari pemerintah. Padahal kami kesulitan,” ungkapnya.
Menurut Widodo, awalnya kenaikan hanya berkisar Rp 1-4 ribu, itupun seperti menjelang lebaran ataupun natal dan tahun baru. Namun, kenaikan ini justru semakin meningkat dan tidak kunjung turun. Ditambah lagi pada musin kemarau, peminat kerupuk tidak sebanyak saat musim penghujan.
“Kalau musim kemarau peminatnya sedikit. Lebih banyak ketika musim hujan. Karena masyarakat cenderung senang ngemil. Sekarang minyak naik, kami mau naikan harga juga gak berani. Takut pelanggannya pergi. Jadi menyiasati harga yang menggila ini. Naikan harga paling hanya Rp 500. Kita berfikirnya jangan sampai pelanggan hilang,” ujarnya.
Bahkan, dia sempat beralih ke minyak goreng kemasan. Karena harganya cenderung sama. Hanya saja, banyak perajin lain yang banting stir memakai minyak kemasan dengan kebutuhan besar. Akibatnya minyak kemasan-pun sempat langka. Padahal produksi kerupuk miliknya juga dijual hingga luar Jawa.
“Sekali kirim ke Lampung sampai 1 ton kerupuk mentah tiap minggu sekali. Keripuk mentah seharga Rp 10 ribu perkilogramnya. Kalau kerupuk matang biasanya di area Boyolali saja,” katanya.