Awas…! Tindak Asusila Pascavaksin Menimpa Warga Boyolali, Begini Ceritanya

Ilustrasi jurnalistik. (Pixabay/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Polisi tidak main-main adanya dugaan oknum yang mengaku pegawai Puskesmas memanfaatkan momen pasca vaksinasi menjurus ketindak asusila.

Kapolsek Teras AKP Agus Marjoko membenarkan, terduga pelaku yang mengaku sebagai pegawai puskesmas tersebut meminta foto tak senonoh pada perempuan muda yang telah mengikuti vaksinasi di Kecamatan Teras sebelumnya.

“Pelaku seakan-akan dari puskesmas dan menghubungi korban untuk cek fisik terkait pelayanan pasca vaksinasi. Tapi pada intinya korban itu justru disuruh foto bagian tubuh intimnya. Saat ini sudah ada dua orang yang mengadu dan melapor ke Polsek,” katanya.

Bahkan salah satu korban sudah mengirimkan foto tersebut. Sehingga korban memutuskan untuk melapor ke Puskesmas dan Polsek dengan memberikan bukti chat whatsapp tersebut. Adapun pihak Puskesmas menyatakan oknum tersebut bukan pegawainya.

“Untuk penanganan untuk kasus IT dan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) masuk ranah Polres. Kami antar untuk melapor ke sana. Sedangkan kami hanya tingkat penyelidikan untuk pengumpulan bukti. Saat ini sudah kami lacak oknum yang mengaku pegawai puskesmas tersebut,” katanya.

Kejadian tersebut bermula saat salah satu warga Banyudono mengikuti vaksinasi pada 26 Juni lalu di Kecamatan Teras. Hingga pada Jumat (2/7) korban berisinial N menanyakan ke Puskesmas, apakah ada pemeriksaan lanjutan secara daring.

Saat itulah korban mengaku dimintai foto tidak etis. Namun, setelah dilakukan pengecekan, oknum tersebut bukan pegawai Puskesmas. Merasa dicemarkan, korban dan pihak puskesmas segera mengadukan hal ini ke Polsek Teras pada Minggu (4/7/2021).

Kepala Puskesmas Teras Titik Fauziyati mengatakan korban memang mengikuti vaksinasi pada 26 Juni lalu. Kemudian pada Jumat korban menelepon pihak Puskesmas untuk menanyakan ada tidaknya pemantauan daring pasca vaksinasi.

“Kami jelaskan jika ada keluhan baru hubungi nomor itu yang tertera dikartu vaksinasi. Dari situ perempuan tadi langsung cerita kejadian tersebut. Setelah kami kroscek itu bukan kontak pegawai kami,” ujarnya, Senin (5/7/2021).

Pihaknya juga melaporkan hal tersebut ke Polsek Teras karena membawa nama instansi, dengan dugaan pencemaran nama baik. Titik menegaskan program vaksinasi dijalankan sesuai petunjuk teknis (Juknis) Kemenkes RI. Mulai dari proses screening, vaksin dan edukasi. Pemeriksaan dilakukan ketika penerima vaksin ada keluhan dan menghubungi kontak yang dikartu vaksinasi.

“Jadi kalau ada keluhan baru dilakukan pemeriksaan. Dan pemeriksaan vaksinasi tidak ada yang harus memfoto bagian tubuh seperti itu. Untuk itu saya imbau masyarakat tidak mudah percaya dan hati-hati. Dicek dulu kebenarannya. Jangan sampai ada kejadian serupa. Apalagi ini program pemerintah untuk menuntaskan pandemi,” pungkasnya.