Bangunan Bekas Pasar Hewan Singkil Boyolali Kota Diratakan

Bekas pasar hewan Singkil, Boyolali Kota diratakan. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Bangunan bekas Pasar Hewan Singkil di Kecamatan Boyolali Kota dirobohkan. Bangunan tersebut sudah dalam kondisi kosong seiring pindahnya lokasi pasar ke Desa Jelok Kecamatan Cepogo.

“Rencana sementara, kawasan tersebut akan dibangun menjadi area publik atau kawasan wisata religi,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Boyolali, Karsino.

Kendati demikian, Karsino mengaku belum bisa menjelaskan secara rinci terkait rencana tersebut. Mengingat, pasca pemindahan Pasar Hewan Singkil ke Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, maka pengelolaan bekas pasar itu langsung diserahkan ke bagian aset Pemkab Boyolali.

“Begitu pasar pindah, maka bekas pasar itu kami serahkan ke bagian aset untuk pengelolaan lebih lanjut,” katanya.

Sementara, Senin (24/5/2021), di lokasi bekas Pasar Hewan Singkil tampak sejumlah pekerja tengah membongkar bangunan. Dengan menggunakan beghoe atau kendaraan alat berat, tembok yang mengelilingi komplek pasar sisi utara dan sebagian di sisi timur sudah diratakan dengan tanah. Hanya tinggal sebagian bangunan pasar yang belum dirobohkan. Yaitu, bagian pasar kayu yang berada di sisi timur Pasar Hewan tersebut. Juga deretan kios di sisi selatan pasar belum dirobohkan.

Adapun pasar hewan yang baru, berada di sebelah timur Balai Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, dengan menempati tanah milik Pemkab Boyolali. Pemkab juga melengkapi bangunan pasar dengan tempat parkir serta tempat bongkar muat hewan ternak.

Menurut Karsino, bangunan pasar masih akan terus dikembangkan. Utamanya bangunan los untuk tempat ternak yang diperjualbelikan. Sehingga ternak bisa terhindar atau terlindung dari panas matahari maupun hujan. “Masih ada sisa tanah yang cukup luas di sisi timur, masih bisa kita kembangkan secara bertahap,” katanya.

Perluasan juga mencakup tempat parkir dan penambahan tempat bongkar muat ternak, utamanya ternak sapi. Diakui, tempat parkir yang ada saat ini belum bisa menampung seluruh kendaraan baik truk maupun pikap untuk mengangkut ternak.